بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Minggu, 29 Januari 2023

SIMAK TANYA JAWAB PEKAN 2 (KEBUT)

SIMAK TANYA JAWAB PEKAN 2 (KEBUT)

Program KEBUT (Kelas Kitab Tuntas) Surabaya Mengaji.

Diampu oleh Ustadz Muhammad Yusuf Rustam, Lc., M.A. ha?zhohullahu ta’ala.

 

Kitab Khulasah Ta’dzimil Ilmi (Ringkasan Memuliakan Ilmu).

Pertanyaan 1 :

Apakah termasuk riya / sum'ah ketika menjawab soal-soal murojaah yang memang panitia minta soal-soal itu untuk dijawab peserta? 

Pertanyaan 2 :

Ada orang diluaran sana yngg mengatakan bahwa kita terlalu berambisi untuk menuntut ilmu agama/syar'i sehingga tidak mementingkan ilmu dunia, sehingga kita menjadi negara tertinggal yang sebagaimana mereka berlomba-lomba menjadi negara maju. Bagaimana kita menyikapi pernyataan ini ustad? 

Pertanyaan 3 :

Dikatakan bahwa ikhlas itu tidak akan menambah semangat seseorang dengan pujian, dan tidak akan membuat berkurang dengan celaan. Mohon tips supaya hal seperti ini bisa tertanam ustadz, terutama terkait dengan keikhlasan menuntut ilmu syar'I ? 

Pertanyaan 4 :

Belajar ilmu syar'i itu hukumnya wajib dan kita dituntut walaupun tidak sama paling tidak mendekati agar memiliki himmah seperti para salaf dalam menuntut ilmu syari. Akan tetapi kita juga memiliki kewajiban2 lain yang banyak menguras waktu kita dalam sehari-hari seperti bekerja mencari nafkah dan berbakti kepada orang tua sehingga jatah belajar ilmu syari sangatlah kurang dan sedikit. Apakah hal yang demikian termasuk kedalam hal yang tidak memuliakan ilmu syari? Jika iya, bagaimana cara kita menyikapinya atau cara membagi porsi kewajiban mana yang harus kita perbanyak waktunya diatas kewajiban lainnya? 

Pertanyaan 5 :

Bagaimana cara yg jitu agar ortu atau kerabat juga tetangga yg sdh sepuh (lansia) mau diajak u/ belajar ilmu syar'i. Karena mereka selalu berlindung dengan pembenaran "wes tuwo, ilat e wes angel olehe moco, mripat wes kabur" padahal tidak seperti itu juga kondisinya. Hanya enggan saja. Jadi mereka hanya mendengarkan sekali-sekali tausiah lewat youtube & pengajian di lingkungan sekitar saja. Karena bagi mereka yang penting berbuat baik sdh cukup. 

Pertanyaan 6 :

Brbrrapa hari yg lalu ada seorang ibu muda yang terusik dengan postingan dakwah yang saya share. Intinya beliau setuju tapi tidak enak dengan lingkungan sekitar. Saya mengajaknya mengaji, belajar ilmu syar'i di majelis ilmu yang ada di taklim kami. Tapi beliaunya malah berdalih takut ikut taklim apapun, takut terbawa melenceng dan seterusnya. Jadi ibu tersebut menutup diri dari ajakan bermajelis ilmu. Baik online maupun offline.Yang seperti ini, gimana ya ustadz? Masih muda, punya banyak waktu luang pula. Mohon sarannya. 

Pertanyaan 7 :

Ibu rumah tangga yg masih fokus terhadap anak anak mereka yang masih balita. Jika hadir di majelis ilmu, anak di bawa dan tak bisa konsentrasi mendengarkan ilmu . Pulang ke rumah tidak mendapat ilmu apapun. Apakah termasuk udzur syar'i jika menuntut ilmunya di dalam rumah saja ? Lewat kajian online. Atau harus juga menghadiri majelis ilmu Ustadz? Sedangkan ada yang bilang , jangan jadikan anak sebagai alasan tidak hadir di majelis ilmu. Padahal bukan tidak mau , tetapi tidak bisa mendengarkan fokus terhadap ilmu yang di sampaikan. Malah sibuk dengan momong anak . Mohon nasehat nya Ustadz. 

Pertanyaan 8 :

Untuk memahami ilmu agama, hendaknya mana yang lebih diprioritaskan lebih dulu untuk dipelajari. Karena saya lahir dan besar dilingkungan keluarga yang awam soal agama, dan Alhamdulillah masih diberi Allah kesempatan baru belajar agama diusia yang sdh dewasa. Apakah mempelajari tauhid terlebih dahulu ataukah mempelajari Alquran dan sunnah? Sedangkan saya tidak bisa bahasa arab.. saya ingin fokus mana yg lebih dulu, apakah harus mempelajari bahasa arab lebih dulu utk bisa mempelajari ilmu2 yang lainnya ? Sedangkan kitab2 semua berbahasa arab. Sedangkan untuk mempelajari semua secara bersamaan saya belum mampu. Mohon nasihatnya ustadz.