بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Senin, 28 Oktober 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 403

Tadabbur Al-Quran Hal. 403
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-'Ankabut ayat 60 :

وَكَاَيِّنْ مِّنْ دَاۤبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَاۖ اللّٰهُ يَرْزُقُهَا وَاِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

- Asbabun Nuzul Al-'Ankabut ayat 60 :

'Abd bin Humaid, Ibnu Abi Hatim, al-Baihaqi, dan Ibnu 'Asakir meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Ibnu Umar, dia berkata,"Aku pergi bersama Rasulullah hingga kami memasuki salah satu kebun Madinah, lalu beliau memungut beberapa kurma dan memakannya. Lalu beliau bertanya, 'Ibnu Umar, mengapa kamu tidak makan?' Aku menjawab, 'Aku tidak berselera.' Beliau bersabda, 'Akan tetapi aku berselera. ini adalah pagi keempat semenjak aku tidak mencicipi dan menemukan makanan. Kalau mau, niscaya aku berdoa kepada Allah, meminta seperti apa yang ada di istana Kisra dan Kaisar. Bagaimana denganmu, Ibnu Umar, kalau kamu bertemu suatu kaum yang menyimpan rezeki setahun mereka dan lemah keyakinan (iman) mereka?' Demi Allah, belum lagi kami bergerak hingga turun ayat, "Dan berapa banyak makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui." Lalu Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya Allah tidak memerintahkan aku merenggut harta dunia dan tidak pula menyuruhku memperturutkan syahwat. Aku tidak menyimpan satu dinar maupun satu dirham serta tidak menyimpan rezeki untuk esok hari."

- Tafsir Al Muyassar Al-'Ankabut ayat 60 :

Berapa banyak hewan melata yang tidak menyimpan makanannya untuk besok seperti yang dilakukan oleh Bani Adam. Allah memberi rizki kepadanya sebagaimana Dia merizkikan kepada kalian. Dan Dia Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian, Dia juga Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan kalian dan apa yang terlintas dalam hati kalian.

- Tafsir lbnu Kašir :

Dalam ayat ini Allah Swt. mengukuhkan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia. Kendati sebenarnya orang-orang musyrik (yang menyembah selain Allah) mengakui bahwa Dia independen dalam penciptaan seluruh langit dan bumi, matahari dan bulan, penundukkan malam dan siang, bahwa Dia adalah Sang Pencipta, Sang Pemberi Rezeki bagi hamba-hamba-Nya, Yang Menetapkan ajal-ajal mereka, dan membedakan setiap waktunya, membedakan rezeki di antara mereka sehingga terjadi perbedaan rezeki di antara mereka, sehingga di antara mereka ada yang kaya dan ada yang miskin. Dia Mahatahu apa yang bermanfaat bagi setiap makhluk-Nya, Dia Mahatahu siapa yang berhak untuk kaya dan Siapa yang berhak untuk miskin. Dia menyebutkan bahwa Dialah yang berkuasa dalam menciptakan segala sesuatu, yang tunggal dalam pengurusannya. Jika memang demikian kenyataannya, mengapa mereka menyembah selain-Nya dan mengapa juga bertawakal kepada selain-Nya? Sebagaimana Dia Esa dalam kepemilikan, maka memang seharusnya dia Esa dalam peribadatan kepada-Nya. Allah sering sekali menetapkan kedudukan ketuhananNya dengan pengakuan tauhid Rubūbiyah (Pengesaan Allah dalam Penciptaan, Pemilikan dan Pengurusan). Orang-orang musyrik pun mengakui tentang hal tersebut, sebagaimana mereka dulu mengatakan dalam talbiyah (ucapan ketika berhaji), "Aku penuhi pangglan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, kecuali sekutu-Mu yang Engkau kuasai dan ia tidak menguasai." ((bnu Kasir, Tafsirul Qurāni'l Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 526-528).

- Riyāduş şālihin :

Salman Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah menciptakan seratus rahmat pada hari diciptakan langit dan bumi. Setiap rahmat mencakup antara langit dan bumi. Lalu Allah berikan satu rahmat untuk bumi yang dengannya seorang ibu menyayangi anaknya. Demikian juga binatang buas, burung-burung satu sama lain saling menyayangi. Apabila datang hari kiamat, Allah menyempurnakan rahmat tersebut." (HR AI-Bukhāri Muslim). Hadiš di atas memberikan faedah bahwa rahmat yang Allah Swt. tetapkan pada hati hamba-Nya merupakan ciptaan-Nya, dan kebaikan yang Allah Swt. berikan kepada mereka merupakan karunia-Nya. Semua itu merupakan bagian di antara rahmat yang Allah Swt. simpan pada hari kiamat untuk hamba-Nya yang beriman. Inilah yang menjadi harapan yang sangat besar dan berita gembira bagi orang mukmin. Betapa tidak, dengan satu rahmat saja yang diberikan kepada mereka di dunia, mereka saling menyayangi dan memperoleh semua kebaikan, maka bagaimana dengan seratus rahmat Allah Swt. pada hari kiamat! (Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 382-383). 

- Hadiš Nabawi :

At-Tirmiži berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mušanna dan Abdullah bin Abdurrahman, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hammad, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Aban bin Taglib dari Fudail bin Am, dari Ibrāhim, dari 'Alqamah, dari Abdullah bin Mas'ud, dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang-orang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar biji sawi, dan tidak akan masuk neraka (tidak kekal di dalamnya) orang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi." Abdullah berkata, kemudian seseorang berkata kepada beliau, "Sesungguhnya aku merasa bangga jika pakaianku bagus dan sandalku juga bagus." Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah menyukai keindahan. Yang dimaksud kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." (HR At-Tirmiži, Sunan At-Tirmiżi, Juz 5, No. Hadis, 1999, 1382 H/1962 M: 360),.

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id Ra., Rasulullah Saw., bersabda, "Jika seorang hamba berkata, "Lã lläha illalläh Wallāhu Akbar." Allah berfirman, Hamba-Ku benar, tidak ada Tuhan selain-Ku dan Aku-lah yang terbesar. Jika hamba berkata, "Lã llāha illallāh wahdahu." Dia berfirman, Hamba-Ku benar, tidak ada Tuhan kecuali Aku, dan Aku Tunggal. dan jika seorang hamba berkata, "Lā läha illalläh lã syarikallah" Dia berfirman, "Hamba-Ku benar tiada tuhan selain-Ku dan tidak ada sekutu bagi-Ku... (Mustafā bin Adawi, As-Şahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati, No. Hadis, 37, t.t: 61).

- Hadis Motivasi QS 29: 58 :

Dari Fadalah bin Ubaid. dia berkata, Saya mendengar Rasulullahbersabda: "Aku adalah penjamin dan penjamin adalah orang yang menanggung. bagi orang yang beriman  kepadaku. masuk Islam, dan berhijrah. Dia akan mendapatkan rumah yang berada di sekeliling surga dan rumah di tengah surga. Dan aku  penjamin bagi orang yang beriman kepadaku, masuk Islam, dan berjihad di jalan Allah, Dia mendapatkan rumah di sekeliling surga, rumah di tengah surga, dan rumah di atas ruangan-ruangan tertinggi di surga. Barang siapa yang melakukan hal itu dan dia tidak pernah meninggalkan tempat berburu kebaikan dan tempat ori dari keburukan maka dia meninggal di tempat yang dia inginkan" (HR Nasai, 3133)

- HADIS NIAGA QS Al-Ankabüt, 29: 60 :

Allah Maha Pemberi Rezeki

Dari Anas dia mengatakan bahwa orang-orang berkata, "Wahai Rasulullah, harga telah naik maka tetapkanlah harga untuk kami" Lalu Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya, Allah yang menetapkan, mempersempit, dan memperluas harga. Aku berharap bertemu dengan Allah, sedangkan salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam darah atau harta." (HR Ibnu Majah, 2200)

- AMAL NIAGA :

1. Perhatikanlah serangga-serangga kecil yang telah dijamin rezekinya oleh Allah Bekerjalah Anda sebagai salah satu sebab turunnya rezeki seraya bertawakal kepada Allah.
2. Sebagai seorang niagawan muslim, bacalah doa ini secara berulang setiap hari.

"Ya Allah, berilah aku rezeki dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki." Doa ini biasa dibaca para nabi sebelumnya, ".. berilah kami rezeki dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki." (Q5 Al-Ma'idah, 5: 114)

- Tadabbur Surah Al-Ankabut Ayat 53-63 :

1. Ayat 53-55 masih menjelaskan sifat-sifat orang yang kafir pada Al-Qur’an dan Nabi Muhammad saw. Mereka menantang Rasul saw. dengan meminta disegerakan azab atas mereka. Padahal, bisa saja azab itu Allah datangkan dengan tiba-tiba tanpa sepengetahuan mereka. Mereka tidak perlu meminta disegerakan  azab itu, karena di akhirat kelak mereka akan  dikepung api neraka dari atas dan dari bawah  kaki mereka. Ketika itu mereka benar-benar  merasakan yang luar biasa. 
2. Ayat 56-59 menjelaskan, Allah memanggil kaum mukmin agar menyadari bahwa bumi  Allah utu luas dan ibadah itu hanya kepadaNya. Semua yang bernyawa pasti merasakan kematian pada waktu yang ditentukan Allah. Orang yang beriman dan beramal saleh akan Allah tempatkan ke dalam surga-Nya yang  mengalir di bawahnya berbagai sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan. Iman dan amal shaleh itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang sabar dalam ketaatan dan bertawakkal kepada Allah dalam kehidupannya. 
3. Ayat 60-63 menjelasakan fakta bahwa rezeki itu urusan Allah. Faktanya, binatang lahir tanpa membawa rezeki, namun bisa hidup dengan rezeki yang Allah berikan. Allahlah yang menjamin rezeki mereka dan meluaskannya kepada orang yang dikehendakinya.  
4. Kaum musyrik itu meyakini Allah Pencipta langit, bumi, matahari, bulan, menurunkan hujan dari langit dan menghidupkan bumi yang  mati dengan air hujan tersebut. Mereka berpaling dari Tauhid karena tidak menggunakan akal dengan baik. 

Kamis, 24 Oktober 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 402

Tadabbur Al-Quran Hal. 402
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-'Ankabut ayat 51 :

اَوَلَمْ يَكْفِهِمْ اَنَّآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ يُتْلٰى عَلَيْهِمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَرَحْمَةً وَّذِكْرٰى لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ

Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.

- Asbabun Nuzul Al-'Ankabut ayat 51 :

Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ad-Darimi dalam Musnadnya meriwayatkan dari 'Amr bin Dinar dari Yahya bin Ja'dah bahwa beberapa orang muslim membawa buku yang berisi tulisan tentang apa yang mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Maka Nabi saw. bersabda, "Cukuplah kesesatan buat suatu kaum kalau mereka tidak menyukai apa yang dibawa oleh nabi mereka untuk mereka dan menginginkan apa yang dibawa oleh selain dia untuk kaum selain mereka." Maka turunlah ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar Al-'Ankabut ayat 51 :

Apakah tidak cukup bagi orang-orang musyrikin tersebut dalam pengetahuan mereka tentang kebenaranmu (wahai Rasul), bahwa Kami menurunkan Al Qur'an kepadamu yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalam Al Qur'an ini benar-benar terdapat rahmat Allah bagi orang-orang mukmin di dunia dan di akhirat, sekaligus peringatan di mana mereka mengingat pelajaran dan nasihat di dalamnya.

- Riyāduş Solihin :

Abu Hurairah Ra. berkata, Nabi Saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang, maka Aku akan mnengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus dari itu." (HR AI-Bukhāri Muslim). 
Hadis di atas memberikan beberapa faedah:
(a) Wajib berprasangka baik kepada Allah Swt. dan tidak boleh berprasangka buruk kepada-Nya. Dia akan menerima tobat, menyucikan dosa, dan menghilangkan kesulitan dan kejelekan. Karena itu, putus asa dari rahmat Allah Swt. adalah kekufuran.
(b) Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Mengetahui perkara yang tersembunyi dari hamba-Nya serta menerima ketaatannya.
(Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 983).

- Hadiš Qudsi :

Abu Sa'id Al-Khudrí Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak ada perdebatan dalam kebenaran (yang haq) yang terjadi di dunia, lebih sengit dari perdebatan orang-orang yang beriman terhadap Rabb-nya tentang saudara-saudara (seiman) mereka yang dimasukkan ke neraka. Beliau bersabda, Mereka (orang-orang yang beriman) berkata, "Wahai Rabb kami, mereka dulu salat bersama kami, saum bersama kami, berhaji bersama kami, (kenapa) Engkau masukkan ke neraka?" Beliau bersabda, Dia berfirman, "Pergilah dan keluarkanlah (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal dari mereka (yang di neraka)." Beliau bersabda, Maka mereka pun datang dan mengenal mereka
dari sosok mereka, ada yang terbakar api sampai ke pertengahan betis dan ada yang terbakar sampai kedua mata kaki, kemudian mereka berkata, "Wahai Rabb kami, telah kami keluarkan mereka yang Engkau perintahkan pada kami." Allah berfirman, "Keluarkan siapa saja yang dalam hatinya ada iman seberat satu dinar." Kemudian Dia berfirman, "Yang di hatinya ada iman seberat setengah dinar." Sampai Dia berfirman, "Yang di hatinya ada iman seberat biji atom." (HR Ibnu Mājah dan An-Nasā i) (Syaikh Mustafā bin Adawi, As-Şahihul Musnad minal Ahādišil Qudsiyyati, No. Hadis, 16, t.t.: 31-32).

- Hadiš Nabawi :

Dari Yahya bin Ja'dah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. diberi sebuah kitab, lalu beliau bersabda, "Cukuplah suatu kaum menjadi sesat karena membenci segala yang datang dari Nabi mereka sendiri dan beralih kepada kitab selain kitab mereka (yang sebenarnya)." Kemudian Allah Swt. menurunkan ayat, Apakah tidak cukup bagi mereka bahwwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) yang dibacakan kepada mereka?... (QS Al-Ankabūt, 28:51)." (HR Ibnu Abi Hātim, Tafsir lbni Abi Hātim, Juz 11, t.t.: 456).

- Hadis Motivasi QS 29: 52 :

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah beliau bersabda: "Jika pembantu salah seorang dari kalian telah selesai menghidangkan makanan untuknya dan telah cukup rasa lelah dan bau aromanya, hendaklah dia mengajaknya duduk bersama untuk makan. Jika dia enggan, hendaklah dia mengambilkan sesuap lalu menyisihkannya dan memberikan kepadanya." (HR Ahmad. 7921)

- HADIS NIAGA QS AI-Ankabūt, 29: 49 :

Larangan Berjual-Beli pada Sesuatu yang Sedang Ditawar oleh Musiim Lainnya. Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah telah bersabda: "Janganlah kalian saling mendengki, memfitnah, membenci, dan memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual-beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah bersaudara, tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini." Rasulullah menunjuk dadanya dan mengucapkannya sebanyak tiga kali, (kemudian beliau melanjutkan sabdanya): "Seseorang telah dianggap berbuat jahat jika dia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang lain adalah haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya." (HR Muslim, 2564)

- AMAL NIAGA :

1. Jauhilah sifat dengki dan benci kepada saudara seiman karena orang-orang beriman itu saling bersaudara.
2. Janganlah membeli suatu barang yang sedang ditawar oleh orang lain.
3. Janganlah menghina saudara yang seiman dengan Anda.

- Tadabbur Surah Al-Ankabut Ayat 46-52 :

1. Ayat 46-52 menjelaskan, Allah memerintahkan Rasul saw. agar mendebat Yahudi dan  Nasrani dengan cara yang terbaik. Debat itu tidak berlaku bagi mereka yang memerangi kaum muslimin. Debat yang terbaik ialah yang mengatakan: Kami beriman kepada Al-Qur’an  yang diturunkan kepada kami, Taurat dan Injil yang diturunkan kepada kalian. Tuhan kami  dan Tuhan kamu adalah Esa dan kami menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. 
2. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. setelah Taurat dan Injil. Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang benar-benar membaca Taurat dan Injil dengan benar, maka mereka akan beriman kepada Al-Qur’an.  Nabi Muhammad saw. tidak pernah mebaca Kitab suci apapun sebelum Al-Qur’an dan tidak pula menulisnya dengan tangan Beliau. Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata kebenarannya bagi orang-orang yang memahami isinya. Hanya orang kafir dan zalim yang tidak beriman kepadanya. 
3. Untuk beriman kepada Al-Qur’an itu tidak  perlu melalui suatu mukjizat seperti yang diminta oleh kaum kafir Qurasy. Tapi cukup dengan memahami ayat-ayatnya yang nyata seperti dijelaskan Rasul saw. Sebab itu, Al-Qur’an itu sebagai rahmat dan peringatan bagi kaum mukmin. Cukup Allah yang menjadi saksi yang mengetahui apa saja di langit dan di bumi. Orang yang percaya kepada kebatilan dan kafir  pada Allah, merekalah orang yang merugi.

Senin, 21 Oktober 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 401

Tadabbur Al-Quran Hal. 401
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-'Ankabut ayat 45 :

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

- Tafsir Al Muyassar Al-'Ankabut ayat 45 :

Bacalah Al Qur'an yang Aku turunkan kepadamu dan amalkanlah isinya. Tegakkanlah shalat dengan batasan-batasannya, sesungguhnya menjaga shalat mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam perbuatan mungkar dan kemaksiatan. Hal itu karena orang yang menegakkan shalat, yang menyempurnakan rukun-rukun dan syarat-syarat-Nya, hatinya bersinar, imannya meningkat dan dorongan kepada kebaikan pada dirinya akan meningkat, dan dorongan kepada keburukan menipis atau bahkan tidak ada. Mengingat Allah dalam shalat dan lainnya adalah lebih agung, lebih besar, lebih utama dari segala sesuatu. Dan Allah mengetahui apa yang kalian perbuat, baik kebaikan maupun keburukan, lalu Dia akan membalas kalian atas itu dengan balasan yang sempurna dan lengkap.

- Mu'jam QS A-Arkabut, 29:45 :

الْمُنْكَرِ

Al Munkar adalah semua perbuatan buruk menurut pertimbangan akal sehat atau menurut syarist bila akal sehat tidak dapat menyimpulkan baik dan buruknya Makna tersebut, vang dimaksud dalam firman-Nya, menyuruh berbuat makruf dan mencegeh dari yang mungkar (0S At-Taubah, 9:112) dan firman-Nya, Mereka tidak saling mencegah perbuatat mungkar yang selalu mereka perbuat (05 Al Ma idah, 5. 791 juga dalan ayat-ayat lainnya (Ar-Ragib Al Astahani, Mujam tMufradat Alfäzi Al-Dur'äni, t431 H2010 K 382)

- Riyāduş şālihin :

Dari Jabir bin Abdullah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Perumpamaan salat lima waktu bagaikan sungai yang mengalir deras di pintu salah seorang di antara kalian, ia pergunakan untuk mandi lima kali sehari semalam." (HR Muslim).

Hadis di atas memberikan beberapa faedah di antaranya:
(a) Keutamaan mengerjakan salat karena salat menmbersihkan dan menghilangkan dosa-dosa sebagaimana mandi menghilangkan kotoran.
(b) Semangat dalam mengerjakan salat.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul
Muttaqina Syarhu Riyādis salihina, Juz 2 1407 H/1987 M: 773).

- Hadiš Nabawi :

Imam Ahmad berkata, "Telah menceritakan kepada kami Waki, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Al-Amasy. ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Salih, dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa seorang lelaki datang menemui Nabi Saw. lalu berkata, 'Ada seorang lelaki yang melakukan salat pada malam harinya, namun di pagi harinya ia mencuri. Maka beliau bersabda, Sesungguhnya apa yang dikatakannya (dalam salat) akan menghalanginya (dari perbuatan itu)." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Jilid 15, No. Hadis 9778, 1417 H/1997 M: 483).

- Hadiš Qudsi :

Ibnu Majah berkata, "Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudail, ia berkata telah menceritakan kepada kami Yahya bin Said, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman Abu Tuwalah, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Nahar Al-Abdi bahwa dia mendengar Abu Sa'id Al-Khudri berkata, Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Sesungguhnya Allah pasti akan bertanya kepada hamba-Nya pada hari kiamat, hingga Dia bertanya, Apa yang menghalangimU untuk mencegah kemungkaran ketika kamu melihatnya? Maka apabila Allah mengilhami alasan kepada hamba itu, ia menjawab, Wahai Tuhanku, aku harap Engkau memaafkanku, (aku tidak mencegah kemungkaran) karena aku takut kepada manusia." (HR Ibnu Majah) (Mustafā bin 'Adawi, As-Sahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati, t.t: 225).

- Hadis Motivasi QS 29: 45 :

Dari Abu Dzar dia berkata, Aku pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat." Beliau bersabda: "Aku berpesan agar engkau bertakwa kepada Allah karena takwa adalah akar dari segala perkara." Aku bertanya lagi, "tambahkan wasiat untukku." Beliau pun bersabda: "Hendaklah engkau membaca Al-Qur'an dan berzikir kepada Allah Swt. karena sesungguhnya. Al-Qur an itu yang menjadi cahaya bagimu di bumi dan bekal yang disimpan di langit." (HR Ibnu Hibban. 362)

- HADIS NIAGA Qs AI-Ankabūt, 29: 45 :

Urgensi Salat

Dari Jabir dia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Salat (fardu) yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir dan melimpah di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian. Dia mandi dari air sungai itu setiap hari sebanyak lima kali." (HR Muslim, 668)

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan muslim harus menjaga salat yang merupakan tiang agama. Salat dapat menghapus dosa sehingga dirinya senantiasa bersih dari dosa dan maksiat.
2. Dari segi manfaat lahiriah, salat memiliki peranan penting dalam kehidupan. Salat akan memberikan ketenangan jiwa dan ketenteraman batin. Sejenak, jiwa ini akan distirahatkan dengan mengingat akhirat, menyerahkan diri yang hina ini ke hadapan Allah, serta menyerahkan semua urusan hanya kepada-Nya.
3. Dari segi manfaat jasmani, salat dapat menjaga kesehatan fisik. Gerakan dalam salat memiliki hikmah untuk kesehatan. Salat juga dapat menjadi media pembelajaran dalam disiplin waktu.

- Tadabbur Surah Al-Ankabut Ayat 39-45 :

1. Ayat 39 dan 40 masih meneruskan kisah kaum-kaum durhaka pada Allah dan rasul-rasul-Nya. Di antaranya Qarun, Fir’aun dan Haman. Musa datang kepada mereka membawa ayat-ayat kebesaran Allah dan wahyu-Nya. Mereka menanggapinya dengan kesombongan. Lalu Allah musnahkan mereka dan tidak satu pun di antara mereka dapat lolos. Allah musnahkan kaum tersebut berdasarkan  dosa-dosa yang mereka lakukan.  Ada yang Allah siksa dengan hujan batu kerikil panas seperti kaum Nabi Luth, dengan halilintar sperti kaum Nabi Saleh, dengan dibenamkan ke dalam bumi seperti Qarun dan ada pula dengan ditenggelamkan ke dalam air seperti kaum Nabi Nuh. Siksaan tersebut bukan karena Allah menzalimi mereka. Akan tetapi, merekalah yang menzalimi diri sendiri dengan melanggar sistem yang Allah ciptakan untuk keselamatan diri mereka sendiri.Ayat 41-45 menjelaskan rapuhnya ideologi kemusyrikan (menyekutukan Allah)dan kuatnya ideologi Tauhid (mengesakan Allah). Kemusyrikan ibarat sarang laba-laba; mudah dibangun dan mudah pula hancurnya. Sayang sekali kaum musyrikin itu tidak mau memahaminya dengan baik. Sedangkan ideologi Tauhid itu dibangun di atas dasar Pengetahuan, Keperkasaan dan Kebijaksanaan Allah sebagai Tuhan Pencipta Tunggal manusia  dan alam semesta.
2. Perumpamaan-perumpamaan yang Allah buat itu tidak bisa diketahui makna, hakikatnya dan kebenarannya kecuali oleh orang-orang yang berilmu.  Allah menciptakan langit, dan bumi dengan hak atau benar. Terwujudnya bumi dan langit dengan sistem penciptaan yang amat unik dan mengagumkan itu menjadi bukti nyata kekuasaan dan kebesaran Allah bagai kaum Mukmin.
3. Sebab itu, untuk menjelaskan konsep Tauhid, Allah memerintahkan Nabi Muhammad  Saw. agar membacakan wahyu yang diturunkan kepadanya dengan jelas, tidak boleh ada yang disembunyikan, atau  diselewengkan kandungannya. Rasul Saw. juga diperintahkan Allah untuk menegakkan salat karena salat itu dapat mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, selama dikerjakan ikhlas karena Allah dan dipahami isinya. Sungguh, mengingat Allah (zikrullah) itu adalah hal yang paling besar nilainya di sisi Allah dan besar pengaruh positfnya dalam kehidupan. Allah mengetahui apa yang kita lakukan. 

Sabtu, 19 Oktober 2024

Berguguran Dosa Ketika Sujud dan Rukuk Waktu shalat

One Day One Hadits (323)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Berguguran Dosa Ketika Sujud dan Rukuk  Waktu shalat

عن عبدالله بن عمر رضي اللَّه عنهما قال، قل رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
"إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا قَامَ يُصَلِّي أُتِيَ بِذُنُوبِهِ فَوَضَعَتْ عَلَى رَأْسِهِ أَوْ عَاتِقِهِ فَكُلَّمَا رَكَعَ أَوْ سَجَدَ تُسَاقِطَتْ عَنْهُ

Dari Abdullah bin  Umar radhiyallahu anhuma berkata, berkata rasulullah shallallahu alahi wasallam :
“Sesungguhnya, tatkala seorang hamba berdiri shalat, didatangkanlah seluruh dosanya, kemudian diletakkan di atas kepala dan kedua bahunya, maka ketika ia (dalam posisi) ruku’ dan sujud, dosa-dosa tersebut berguguran.” [HR. Ibnu Hibban no.1734, Thabrani dalam al Ausath 7314, al Mawarzi dalam ash Shalat 294, al Baghawi 656. Syaikh al Albani rahimahullah dalam ash Shahihah 1398, mengatakan: "Dan ini merupakan sanad yang shahih, seluruh perawinya dapat dipercaya"].

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Wahai kalian yang tergesa-gesa dalam ruku' dan sujudnya!!

2. Perpanjang ruku' dan sujudlah semampumu!!!

3. Agar dosa-dosamu berguguran, dan jangan sia-siakan kesempatan emas ini!

4. Mudah-mudahan Allah Ta'ala memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, dan memudahkan kita semua mendapatkan sebab-sebab pengampunan dosa-dosa kita

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Perentah untuk rukuk dan sujud didalam shalat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kalian, sujudlah kalian, sembahlah Tuhan kalian dan perbuatlah kebajikan, supaya kalian mendapat kemenangan. [Al Hajj:77].

Kamis, 17 Oktober 2024

Tadabbur Al Quran Hal 400

Tadabbur Al-Quran Hal. 400
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-'Ankabut ayat 32 :

قَالَ اِنَّ فِيْهَا لُوْطًا ۗقَالُوْا نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَنْ فِيْهَا ۖ لَنُنَجِّيَنَّهٗ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ كَانَتْ مِنَ الْغٰبِرِيْنَ

Ibrahim berkata, “Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Mereka (para malaikat) berkata, “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).”

- Tafsir Al Muyassa Al-'Ankabut ayat 32 :

Ibrahim berkata kepada malaikat: Di sana ada Luth dan dia bukan termasuk orang-orang yang zalim. Malaikat menjawab: Kami lebih mengetahui siapa yang ada di sana. Kami akan menyelamatkannya dan keluarganya dari kebinasaan yang akan menimpa kaumnya, selain istrinya yang akan termasuk orang-orang yang tertinggal dan binasa.

- Hadis Sahih Al-'Ankabut ayat 32 :

Dari Tariq bin Syihab, dia berkata, "Aku mendengar Umar Ra berkata, Nabi Saw. berdiri di hadapan kami pada suatu tempat, lalu belau Saw. mengabarkan tentang awal penciptaan makhluk, sampai pada (ketetapan) penduduk surga masuk ke tempat tinggal mereka, dan penduduk neraka juga masuk ke tempat tinggal mereka. Orang yang mengingatnya tentu akan ingat dan orang yang melupakannya tentu ia lupa' (HR Bukharı, Al-Jämiu Sahih Bukhäri, Juz 2, No Hadis 3192:418)

- Kisah Nabi & Rasul :

Ketika Allah hendak mencelakakan kaum Nabi Lut dan menolong Rasul-Nya, Allah mengutus Jibril dan dua malaikat lainnya, yaitu Mikail dan Israfil. Mereka datang sebagai prajurit infanteri dalam wujud beberapa orang laki-laki. Allah memerintahkan kepada mereka untuk mendatangi terlebih dahulu Ibrahim dan Sarah sambil memberi kabar gembira kepadanya tentang kelahiran Ishaq dan setelah lshaq, yaitu Ya'qub. Ketika mereka singgah untuk menemui lbrahim-dan para tamu itu telah menangguhkan waktu berkunjung selama lima belas hari sehingga menyusahkan pemilik rumah dan ia menjamu kepada setiap orang yang singgah kepadanya dan ia telah diluaskan rezekinya oleh Ailah,
maka ia merasakan kebahagiaan dengan kehadiran mereka dan melihat seorang tamu yang amat tampan dengan ketampanan yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Maka ia berkata, "Tidak ada seorang pun yang melayani kaum itu kecuali saya, maka ia pergi untuk memberitahukan keluarganya tentang kedatangan mereka." Lalu lbrahim datang membawa daging anak sapi yang gemuk yang telah dimasak, kemudian ia menghidangkannya kepada mereka, namun mereka tidak menjamahnya. Sehubungan dengan itu, Allah Swt. berfirman, Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut." (QS Hūd, 11: 10). Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum, setelah mengetahui kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah
Ishaq. Karena itu, wajah Sarah berseri-seri. Ketika itu ia berusia sembilan puluh tahun, sementara lbrahim berusia seratus dua puluh tahun. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan setelah Ishag (akan lahir) Ya'qub. (Hud, 11: 10) (1bnul Asir Al-Jazari, A/-Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1:92-93).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memanjangkan silaturahim. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam." (HR Al-Bukhari Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Bahwa tanda orang yang sempurna keimanannya ialah menghormati tamu. Penghormatan dalam bentuk sapaan dengan wajah berseri dan berdirí.
(b) Salah satu tanda orang yang beriman ialah bersilaturahim kepada saudara dan kerabat dengan cara menghormati, mengunjungi, dan membantu kebutuhan mereka.
(c) Hendaklah tidak banyak bicara kecuali tentang kebaikan dan dengan kata-kata yang sopan.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 365-580),

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Wahai Bani Abdu Manaf, belilah jiwa-jiwa kalian (peliharalah) dari siksa Allah. Wahai Bani Abdul Mutallib, belilah jiwa-jiwa kalian (peliharalah) dari siksa Allah. Wahai ibunda Az-Zubair bin A-Awwam, bibi Rasulullah Saw., wahai Fatimah binti Muhammad, belilah jiwa-jiwa kalian berdua (peliharalah) dari siksa Allah. Karena aku tidak berkuasa melindungi kalian berdua di hadapan Allah sedikit pun dan mintalah hartaku yang kalian suka." (HR AI-Bukhāri, Sahihu'l Bukhāri, Juz 2, No. Hadis, 3527, 1400 H: 511).

- Nasihat & Pelajaran :

Ada beberapa hal yang bisa diambil sebagai pelajaran dari kisah ini sebagai berikut.
1. Dorongan untuk berusaha memberikan bantuan dalam berbagai kebaikan dan menolak kemudaratan kepada orang-orang yang berbuat jahat, karena Allah akan menguatkan agama itu dengan lakí-laki yang fajir (jahat) dan berbagai kaum yang tidak bernilai di hadapan Allah. Karena itu, Lut berkata, "Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada Allah Yang Mahakuat (tentu aku lakukan)."
2. Para penyeru kepada jalan Allah hendaknya bersikap lembut, berbudi luhur, dan membalas orang yang berbuat salah, baik ucapan maupun perbuatan, dengan kebaikan.
3. Celaan makhluk tidak akan membahayakan para penyeru dan tidak pula menghalanginya dari kesadaran dakwahnya.
(Abdurrahman bin Naşir As-Sa'dy, Masābih Ad-Diyā min Qisasil Anbiyā, 1429 H: 30).

Minggu, 13 Oktober 2024

Akibat Dosa Maksiyat

One Day One Hadits (322)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Akibat Dosa Maksiyat

عن أَبِى هُرَيْرَةَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ) »

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”(HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297). At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits:

1. Setiap hari tidak bosan-bosannya kita melakukan maksiat, kadang meninggalkan yang wajib dan menerjang yang haram. Aurat terus diumbar, tanpa pernah sadar untuk mengenakan jilbab dan menutup aurat yang sempurna. Shalat 5 waktu yang sudah diketahui wajibnya seringkali ditinggalkan tanpa pernah ada rasa bersalah. Padahal meninggalkannya termasuk dosa besar yang lebih besar dari dosa zina. Padahal pengaruh maksiat pada hati sungguh amat luar biasa. Bahkan bisa memadamkan cahaya hati. Inilah yang patut direnungkan saat ini.

2. Jika bintik, noda dan noktah hitam itu sudah penuh dan menutupi hatinya, maka noktah hitam yang datang berikutnya ke dalam hati akibat dari perbuatan dossa dan kemaksiatan, maka hati itu akan merasa tidak terpengaruh dengan noda yang mengotorinya, sebagaimana tidak terlihatnya noda hitam yang menempel pada kain hitam. Saat perbuatan dosa sudah tidak terasa lagi sebagai sebuah dosa, maka yang ada adalah rasa nyaman.

3. Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam hadist tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Ibnu Zaid

4. Inilah di antara dampak bahaya maksiat bagi hati. Setiap maksiat membuat hati tertutup noda hitam dan lama kelamaan hati tersebut jadi tertutup. Jika hati itu tertutup, apakah mampu ia menerima seberkas cahaya kebenaran? Sungguh sangat tidak mungkin. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran."

5. Perbanyaklah taubat dan istighfar, itulah yang akan menghilangkan gelapnya hati dan membuat hati semakin bercahaya sehingga mudah menerima petunjuk atau kebenaran.

6. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Dan (efek negatif dosa) yang paling berbahaya (paling mengkhawatirkan) bagi seorang hamba adalah dosa dan kemaksiatan bisa melemahkan keinginan hati sehingga keinginannya untuk melakukan perbuatan maksiat semakin kuat. Dosa melemahkan keinginan hati untuk bertaubat sedikit demi sedikit sampai akhirnya semua keinginan untuk taubat tercabut dari hati (tanpa meninggalkan sisa sedikitpun). (Padahal) seandainya separuh dari hati seseorang itu sudah mati, maka itu sudah susah untuk bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, hilang rasa khisyah( takut )dan khusyu (tunduk). Tidak membekasnya ketaatan, tidak berguna nasehat, tidak takut lagi berbuat maksiyat.

7. Jadi memang demikianlah jika hati diperhatikan, di jaga dan di pedulikan maka kehidupan dunia dan akhirat kita akan selamat dan akan mendapat kebahagiaan. karena dengan hati yang sehat, bersih, orang bisa menahan diri dari syubhat, menahan diri dari syahwat. Sebaliknya, jika hati di abaikan maka penyakit, halangan dan duri berupa syubhat dan syahwat mudah hinggap dalam perjalanan kita menuju akhirat, dan niscaya kita akan sengsara, nelangsa.

8. Kiat untuk dijauhkan dari perbuatan dosa:- Mengetahui kalau itu perbuatan dosa dan tau akibatnya. - Selalu membenarkan ancaman Alloh. - khawatir kalau taubatnya tidak diterima Alloh.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Menjadi hati yang selamat, qolbun salim. Yang tidak ada manfaat disisi Alloh Azza wa Jalla pada kiamat kecuali datang menghadap Alloh Azza wa Jalla dengan hati yang selamat.

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allâh dengan hati yang bersih,hati yang selamat.[As-Syu’ara’/26:88-89]

2. Pengaruh maksiat pada hati sungguh amat luar biasa. Bahkan bisa memadamkan cahaya hati.

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin: 14)

3. Akibat orang yang sudah ditenggelamkan oleh dosa Maksiyat.

بَلَىٰ مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
[Surat Al-Baqara : 81].

Jumat, 11 Oktober 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 399

Tadabbur Al-Quran Hal. 399
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-'Ankabut ayat 28 :

وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اِنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ ۖمَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu.

- Tafsir Al Muyassar Al-'Ankabut ayat 28 :

Ingatlah (wahai Rasul) Luth saat dia berkata kepada kaumnya: Sesungguhnya kalian telah melakukan sebuah perbuatan yang sangat buruk, tidak seorang pun manusia yang mendahului kalian dalam melakukannya.

- Hadis Sahih Al-'Ankabut ayat 28 :

Dari Abdullah Ra., ta berkata, "Saya pernah bertanya kepada Nabi Saw.. Amalan apakah yang paling dicinta Allah? Belia menjawab, 'Salat tepat pada waktunya. la bertanya lagi. 'Kemudtan apa? Beliau menjavvab, "Berbakti kepada kedua orang tua la bertanya lag Kemudian apa lagı?" Beltau menjawab, 'Berjuang di jalan Allah (HR Bukhäri. Fathul Bāri, Juz 12, No, 5970, 1416 H/1996 M 3)

- Kisah Nabi & Rasul :

Sungguh telah kami jelaskan kisah hijrahnya Nabi Lut As. bersama lbrahim ke Mesir dan kembalinya mereka ke Syam, serta Lut bermukim di Sadum. Ketika beliau telah menetap di sana, Allah mengutusnya kepada keluarganya yang masih kafir dan gemar melakukan kedurhakaan, sebagaimana Allah Swt. berfirman, Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, "Kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?. (QS Al-Ankabūt, 29:28-29) Motif perampokan mereka dilakukan terhadap para pelancong yang melintasi mereka dan mereka melakukan perbuatan yang sangat keji, berupa homoseksual. Adapun perbuatan mungkar yang mereka lakukan di tempat-tempat pertemuan itu ada yang menyebutkan berupa perampokan dan penganiayaan. Pendapat lain menyatakan bahwa mereka saling buang angin di tempat-tempat pertemuan mereka. Namun, ada pula yang berpendapat, mereka berbuat mesum satu dengan yang lain di tempat-tempat pertemuan mereka itu. Maka, Nabi Lut menyeru mereka untuk beribadah kepada Allah dan melarang mereka dari berbagai perkara yang dibenci oleh Allah Swt. berupa menyamun, mengerjakan kemungkaran ditempat-tempat pertemuan, dan homoseksual. Lut menjanjikan kepada mereka jika mereka terus berbuat demikian maka tobat mereka tidak akan diterima dan ditimpakan kepada mereka azab yang pedih. Janji itu tidak menambah selain mempercepat datangnya siksa Allah karena mereka mengingkari ancaman-Nya, dan mereka berkata, é. Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar. (QS Al-Ankabūt, 29: 30) Ketika keadaan mereka semakin melampaui batas maka Lut berdoa kepada Tuhannya agar Dia menimpakan azab atas mereka. (lbnul Ašir A-Jazari, Al-Kāmil fit Tarikhi, Jilid 1: 91).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah (ujian) seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia." (HR Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Bahwa manusia mengetahui yang hàram, akan tetapi dirinya mengajak pada perkara tersebut dan tidak memperhatikannya, bahkan melakukannya. Manusia mengetahui hal yang wajib, akan tetapi dirinya mengajak lalai sehingga ia meninggalkannya. Inilah yang dimaksud dengan fitnah syahwat.
(b) Fitnah paling besar adalah fitnah syahwat zina dan homoseksual. Hal ini paling merusak umat. (Muhammad bin Salih bin Muhammad Al-Usaimin, Syarhu Riyādis sālihina, Juz 1, t.t.:105).

- Hadis Nabawi :

Dari lbnu Abbas, ia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Allah melaknat orang yang menyembelih bukan karena Allah. Allah melaknat orang yang mengubah batas-batas tanah. Allah melaknat orang yang menyesatkan orang buta dari jalanan. Allah melaknat orang yang mencela orang tuanya. Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Lut, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Lut, dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Lut." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Jilid 5, No. Hadis, 2816,1420 H/1999 M: 26).

- Hadis Motivasi QS 29: 24 :

Dari Uqbah bin Amir dia berkata. Aku bertanya., Wahai Rasulullah. bagaimana supaya selamat? Beliau menjawab: "Jagalah lisanmu. Hendaklah rumahmu membuatmu lapang dan menangislah karena dosa-dosamu." (HR Tirnizi, 2406)

- HADIS NIAGA QS AI-Ankabūt, 29: 27 :

Dosa Orang yang Tidak Membayar Upah Pekerja

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah , beliau bersabda: "Allah&berfirman: Tiga orang yang akan menjadi musuh-Ku pada hari Kiamat: (1) seseorang yang memberikan janji kepada-Ku lalu dia mengkhianatinya, (2) seseorang yang menjual orang merdeka lalu dia memakan hartanya, dan (3) seseorang yang menyewa pekerja yang menunaikan kewajibannya, (tetapi) dia tidak memberikan upahnya." (HR Bukhari, 2227).

- AMAL NIAGA :

1. Hendaklah seorang niagawan muslim menyadari bahvwa pekerja berhak mendapat upah sesuai dengan perjanjian dan hasil pekerjaannya. Apabila Anda memiliki karyawan, bayarkanlah upah mereka sesuai dengan perjanjian.
2. Janganlah menangguhkan pembayaran upah para pekerja jika sudah tiba masanya, termasuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR). Penangguhan pembayaran upah akan menzalimi mereka.
3. Upah yang diberikan tidak ada batasan jumlahnya, sesuai dengan kebiasaan setiap tempat. Upah yang diberikan tidak boleh terlalu rendah juga tidak boleh berlebih-lebihan.

- Tadabbur Surah Al-Ankabut Ayat 24-30 :

1. Ayat 24-30 meneruskan kisah Ibrahim dan Luth. Dakwah Tauhid Nabi Ibrahim ditanggapi kaumnya dengan ancaman pembunuhan terhadapnya dengan cara dibakar. Allah selamatkan Ibrahim dari api dengan cara Allah perintahkan api itu keluar dari sifat dasarnya, yakni dari panas menjadi dingin. Peristiwa itu menjadi bukti kebesaran  Allah bagi kaum mukmin. Nabi Ibrahim menjelaskan kepada kaumnya bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu hanya sebagai sarana atau media kontak psikologis dan berkasih sayang di antara mereka di dunia saja. Di akhirat kelak, mereka akan saling mengingkari dan melaknat sesama mereka. Tempat mereka adalah neraka dan tidak akan ada bagi mereka penolong.
2. Dakwah tauhid Ibrahim hanya disambut oleh Luth. Lalu Allah anugerahkan kepada Ibrahim Ishak dan Ya’qub. Allah jadikan dari keturunanannya kenabian dan diberikan kepada mereka Al-Kitab. Di dunia diberikan balasan yang baik, dan di akhirat dimasukkan Allah ke dalam kelompok kaum yang saleh. Nabi Luth menghadapi kekufuran kaumnya yang sangat dahsyat. 

Senin, 07 Oktober 2024

Keutamaan Memiliki Anak Perempuan

One Day One Hadits (321)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Keutamaan Memiliki Anak Perempuan

عن أنس رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْن حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ أنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ)) وضَمَّ أصَابِعَهُ. رواه مسلم. 

Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Barangsiapa yang menanggung segala keperluan dua gadis - dan mencukupkan makan minumnya, pakaiannya, pendidikannya, dan lain-lain - sampai keduanya meningkat usia baligh, maka ia datang pada hari kiamat, saya - Nabi Muhammad s.a.w. - dan ia adalah seperti kedua jari ini dan beliau mengumpulkan jari-jarinya." (Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1. Islam telah mendorong agar para orang tuaa Muslim mendidik anak-anak perempuannya sebaik mungkin, terlebih karena perempuan, yang kelak akan menjadi ibu, adalah madrasatul ula (sekolah pertama) bagi anak-anaknya.

2. Setiap anak adalah anugerah yang telah dititipkan oleh Allah kepada setiap orang tua. Baik anak laki-laki ataupun anak perempuan saling memiliki keutamannya masing-masing. Seorang anak yang dididik agamanya dengan baik akan menjadi penolong bagi orang tuanya ketika di akhirat kelak. Sebaliknya, sorang anak yang tidak terdidik dengan baik juga akan meminta pertanggungjawaban kelak.

3. Dalam Islam, memiliki anak laki-laki maupun perempuan derajatnya sama saja, keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keistimewaan di sisi Allah. Jika orang tua mampu mendidik anak dengan benar, baik laki-laki maupun perempuan, maka keduanya bisa mengantarkannya masuk ke surga.

4. Keutamaan memiliki anak perempuan bila orang tua mampu mendidik dengan baik dan benar dijanjikan rasulullah, besuk disurga bersamanya seperti kedua jari ini dan beliau mengumpulkan jari-jarinya.

Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

1. Setiap anak adalah anugerah yang telah dititipkan oleh Allah kepada setiap orang tua. Baik anak laki-laki ataupun anak perempuan saling memiliki keutamannya masing-masing.
Seorang anak yang dididik agamanya dengan baik akan menjadi penolong bagi orang tuanya ketika di akhirat kelak. Sebaliknya, sorang anak yang tidak terdidik dengan baik juga akan meminta pertanggungjawaban kelak.
Namun pada jaman jahiliyah, memiliki anak perempuan merupakan sebuah aib bagi keluarganya. Bahkan ketika seorang istri melahirkan seorang bayi perempuan maka sang ayah tak segan untuk membunuh bayi tersebut dengan menguburnya hidup-hidup. Bahkan peristiwa ini juga tertulis dalam Al-Quran yakni pada surat An-Nahl ayat 58;

وإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ

Artinya: Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah (Q.S. An Nahl: 58)

2. Selain sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan, anak merupakan karunia dan hibah dari Allah SWT sebagai penyejuk pandangan mata, kebanggaan orang tua, dan sekaligus sebagai perhiasan dunia, serta belahan jiwa

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا 

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
 (QS Al Kahfi [18]: 46).  

3. Ketika Allah menceritakan nikmat anak yang Allah berikan kepada hamba-Nya, Allah awali dengan anak perempuan, baru anak lelaki.
Sebagian ulama memahami, urutan ini bukan tanpa makna. Artinya, bisa jadi mereka yang dikaruniai Allah anak perempuan sebagai anak pertama, itu merupakan tanda kebaikan untuknya.

لِلَّهِ مُلْكُ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشاءُ إِناثاً وَيَهَبُ لِمَنْ يَشاءُ الذُّكُورَ

“Hanya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS. as-Syura: 49).

4. Sungguh mengerikan apa yang terjadi pada zaman tersebut. Untunglah Islam hadir sebagai pengangkat derajat kaum hawa. Peraturan sebelumnya yang menjerumuskan perempuan kini telah berubah karena Islam sangat memuliakan perempuan terutama ibu. Islam tidak membedakan dalam beramal baik laki-laki atau perempuan. 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh —baik laki-laki maupun perempuan— dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik: dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.(An Nahl:97).

Sabtu, 05 Oktober 2024

Tadabbur Al Quran Hal.398

Tadabbur Al-Quran Hal. 398
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-'Ankabut ayat 19 :

اَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللّٰهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.

- Tafsir Al Muyassar Al-'Ankabut ayat 19 :

Apakah mereka itu tidak mengetahui bagaimana Allah menciptakan makhluk dari ketiadaan, kemudian mengembalikannya setelah kematiannya, sebagaimana Dia menciptakannya pertama kali dalam bentuk makhluk yang baru, hal itu tidaklah sulit bagi-Nya. Sesungguhnya hal itu bagi Allah adalah mudah, semudah Dia menciptakan makhluk untuk pertama kalinya.

- Hadis Sahih Al-'Ankabut ayat 19 :

Dari Tariq bin Syihāb, dia berkata, "Aku mendengar Umar Ra. berkata, Nabi Saw berdiri i hadapan kami pada suatu tempat, lalu beliau Saw. mengabarkan tentang awal peniptaan makhluk sampai pada (ketetapan) penduduk surga masuk ke tempat tinggal mereks, dan penduduk neraka sudah masuk ke tempat tinggal mereka Orang yang mengingatnya tentu ingat dan orang yang melupakannya tentu akan lupa" (HR Bukhāri, A-Jāmiu Sahih Bukhári Juz 2, No. Hadis 3192: 418).

- Riyāduş şālihin :

Dari Abdullah bin Amr Ra., dia berkata, "Kami pernah mengadakan suatu perjalanan bersama Rasulullah Saw., lalu di suatu tempat pemberhentian kami berhenti. Sebagian kami ada yang memperbaiki tempat tidur, sebagian lagi berlatih memanah, sebagian lagi memberi makan hewan, dan sebagainya. Tiba-tiba terdengar utusan Rasulullah Saw. menyeru, memanggil kami untuk salat berjamaah, lalu kami berkumpul di dekat beliau. Beliau Saw. bersabda, Para Nabi sebelum aku diutus untuk menuntun umatnya kepada kebaikan yang telah diajarkan Allah Swt. bagi mereka dan mengingatkan bahaya yang mengancam mereka. Umatku yang sempurna dan Selamat ialah angkatan yang pertama, angkatan sesudah itu akan ditimpa berbagai cobaan berupa hal-hal yang tidak
disenanginya, seperti timbulnya fitnah. Dimana sebagian mereka menghina sebagian yang lain sehingga timbullah bencana. Orang-orang mukmin berkata, Inilah kiranya yang membinasakanku Setelah hilang bencana tersebut, timbul pula bencana yang lain. Dan orang mukmin berkata, 'Ini..! Ini..!" Siapa yang ingin bebas dari neraka dan ingin masuk ke surga, hendaklah dia menemui kematiannya dalam keimanan kepada Allah Swt. dan hari akhirat.." (HR Muslim). (Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987M: 551-552).

- Medical Hadiš :

Dari 'Aşim bin Umar bin Qatādah, dia berkata, "Jabir bin Abdullah pernah datang pada keluarga kami. Kebetulan, ketika itu ada seseorang yang menderita sakit bengkak bernanah atau luka. Lalu Jabir berkata,'Kamu sakit apa?' la menjawab, 'Bengkak, saya sakit sekali. Jabir berkata, Hai pelayan, panggil tukang bekam kemari!" Orang yang sakit itu bertanya, Ya Abdullah, apa yang akan kamu perintahkan pada tukang bekam itu? Jabir menjawab, Saya akan menyuruhnya untuk membekam bengkakmu. Orang sakit itu berkata, Demi Allah Swt. dihinggapi lalat atau tersentuh kainnya saja aku merasa sakit sekali. Apalagi jika dibekam. Ketika Jabir mengetahui bahwa orang yang sakit tersebut enggan untuk dibekam, maka ia pun berkata, 'Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, Di antara penyembuhan yang ampuh adalah berbekam, minum madu, atau sudutan dengan panas api (Al-Kay). (HR AI-Bukhāri-Muslim)
(Aż-Zahabi, At-tibbun Nabawi, 1410 H/1990 M: 151).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat 'Asal (madu)

Manfaat Asal (madu) sudah banyak dijelaskan di bagian terdahulu dan sering disinggung. Yang perlu ditegaskan adalah bahwa madu sangat baik untuk memelihara kesehatan. Yang paling baik ialah yang warnanya putih dan bening, yang manisnya lebih alami. Yang diambil dari hutan dan pepohonan lebih baik daripada yang diambil dari gua. Yang pasti, hal ini tergantung dari tempat peternakan lebah. (Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdul Ma 'ãdi fi Hadyi Khayril lbādi, Juz 4, t.t.: 340-341).

- Hadis Motivasi QS 29: 15 :

Dari Nu'man bin Basyir dari Rasulullah beliau bersabda: "Perumpamaan orang yang menegakkan hukum Allah dan orang yang diam terhadapaya, seperti sekelompok orang yang berlayar dengan sebuah kapal lalu sebagian dari mereka ada yang mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bagian bawah kapal. Lalu orang yang berada di bawah kapal jika mereka mencari air untuk minum. mereka harus melewati orang-orang yang berada di bagan atas seraya berkata, "Seandainya boleh kami melubangi saja kapal ini untuk mendapatkan bagian kami sehingga kami tidak mengganggu orang yang berada di atas kami." Jika orang yang berada di atas membiarkan saja apa yang dinginkan orang-orang yang di bawah itu. mereka akan binasa semuanya. Namun, jika mereka mencegah dengan tangan mereka, mereka akan selamat semuanya." (HR Bukhari. 2361)

- HADIS NIAGA QS AI-Ankabüt, 29: 17 :

Meyakini Hanya Allah Pemberi Rezeki

Dari Anas bin Malik , Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya, hanya Allah yang pantas menaikkan dan menurunkan harga. Dialah yang menahan dan melapangkan rezeki. Aku berharap dapat berjumpa dengan Allah dan tidak ada seorang pun dari kalian yang menuntutku karena kezaliman pada darah dan harta." (HR Abu Dawud, 3451; Tirmizi, 1314)

- AMAL NIAGA :

1. Ar-Rāziq adalah satu di antara nama Allah Ar-Rāzig bermakna Maha Pemberi Rezeki. Sementara itu, ArRazzãq adalah bentuk hiperbolis dari Ar Rāziq yang berarti 'banyak memberi rezeki. Allah-lah yang menguasai seluruh rezeki tersebut.
2. Seluruh rezeki dan ketentuannya hanya milik Allah. Allah-lah yang memberi kepada orang yang Dia kehendaki. Allah pula yang menghalangi rezeki tersebut pada yang lain sesuai dengan hikmah dan rahmat-Nya yang luas.
3. Ada binatang di muka bumi ini yang lemah dan tidak memiliki kekuatan dan kecerdasan. Dia tidak bisa menyimpan rezekinya. Akan tetapi, rezeki itu selalu bersamanya karena Allah yang menjaminnya setiap waktu.

- Tadabbur Surah Al-Ankabut Ayat 15-23 :

1. Ayat 15-23 masih meneruskan kisah Nabi Nuh  dan diteruskan dengan Ibrahim dan Muhammad Saw. Allah selamatkan Nuh dan semua penumpang kapalnya. Allah jadikan peristiwa tersebut sebagai bukti kekuasaan-Nya dan kelemahan orang-orang yang kafir pada-Nya.  Nabi Ibrahim juga mengajak kaumnya untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan tuhan-tuhan palsu yang diciptakan mereka sendiri. Faktanya, tuhan-tuhan tersebut tidak mampu memberi mereka rezeki. Nabi Ibrahim menyeru mereka agar mau mencari rezeki dari Allah, menyembah-Nya dan bersyukur pada-Nya. Namun, umatnya tetap saja menolak dan memerangi dakwah Ibrahim.
2. Sebab itu, Allah menghibur Nabi Muhammad saw. agar tidak bersedih menghadapi kaum kafir Quraisy yang memerangi dakwah beliau, karena para rasul Allah sebelumnya juga diperangi dengan cara yang sama, dan bahkan lebih dari itu. Tugas Rasul saw. hanya menyampaikan dakwah tauhid kepada segenap manusia. Kalau kaum kafir itu mau mempelajari bagaimana Allah memulai penciptaan manusia kemudian mengulanginya sampai kepada mereka dengan sangat mudah, mereka akan dapat memahami dakwah Rasulullah saw.  Allah kuasa  membangkitkan manusia yang sudah mati pada hari kebangkitan nanti. Allah akan mengazab dan merahmati orang yang dikehendaki-Nya dan kepada-Nya mereka dikembalikan.
3. Orang-orang kafir itu tidak akan mampu melemahkan kehendak Allah dan  tidak akan mendapat pelindung dan penolong selain Allah. Sebenarnya, orang-orang kafir pada Al-Qur’an  dan pertemuan dengan Allah ialah orang-orang yang berputus asa pada rahmat-Nya dan bagi mereka azab neraka di akhirat nanti.

Begini Urutan Tanda Kiamat Besar di Akhir Zaman

Tematik (219)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
 
Begini Urutan Tanda Kiamat Besar di Akhir Zaman

Para ulama menyebutkan bahwa tanda-tanda besar hari kiamat ada 10, sebagaimana yang datang dalam hadits dari sahabat Hudzaifah Al-Ghifari, beliau berkata,

اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ، فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُونَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ، قَالَ: ” إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ – فَذَكَرَ – الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ، تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepada kami, sedangkan kami sedang berbincang-bincang. 
Maka beliau bertanya, ‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Para sahabat berkata, ‘Kami sedang membincangkan tentang hari kiamat.’ 
Beliau bersabda, ‘(Ketahuilah) bahwasanya hari kiamat tidak akan tegak sampai kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda (besar).’ 

Maka beliau menyebutkan: 
Dukhan (asap), Dajjal, Dabbah (hewan yang bisa berbicara), terbitnya matahari dari barat, turunnya nabi ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman (amblasnya bumi): amblasnya bumi di bagian timur, amblasnya bumi di bagian barat, amblasnya bumi di Jazirah Arab dan tanda terakhirnya adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia menuju mahsyar’.” 
(HR. Muslim no. 2901)

Hanya saja para ulama berselisih pendapat tentang urutannya secara kronologis, karena hadits di atas demikian pula hadits-hadits yang lain tidak secara jelas dan gamblang menjelaskan urutan tanda-tanda kiamat. 

Urutan yang ada di dalam hadits sama sekali tidak mengandung arti urutan yang sebenarnya dalam kronologis, bahkan antara satu dalil dengan dalil lainnya datang dalam urutan yang berbeda. 
Bisa jadi yang paling pertama terjadi adalah terbitnya matahari dari barat, atau munculnya dukhan, atau kejadian lainnya.

Oleh karena itu, sikap kita adalah tawaqquf dan tidak perlu menyimpulkan secara pasti urutan-urutan tersebut. 

Secara umum para ulama menyatakan bahwa keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj terjadi dalam satu masa. Sebelum itu, kemunculan Imam Mahdi telah mendahuluinya.

Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada:

1. Ketika Imam Mahdi bersama pasukannya tengah bersiap berperang melawan Dajjal

2. Turunlah Nabi Isa ‘alaihissalam ke bumi. 

3. Di tangan Nabi Isa-lah Dajjal terbunuh. 

4. Setelah itu, Ya’juj Ma’juj keluar untuk membuat kerusakan di muka bumi. Ketika mereka berada di puncak kesombongannya, Allah mengirimkan pasukannya untuk memusnahkan mereka dari muka bumi.

Setidaknya empat fenomena tersebut yang disebutkan oleh para ulama terjadi secara berurutan. 

Adapun kejadian sebelum dan setelahnya diperselisihkan oleh para ulama dengan perselisihan yang kuat.

Banyak ulama yang menyebutkan bahwa tanda terakhir adalah keluarnya angin yang mencabut ruh orang beriman. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذْ بَعَثَ اللهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ، يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

“Tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang baik, lalu angin tersebut masuk ke bawah ketiak-ketiak orang-orang beriman, lalu mengambil ruh dari setiap orang yang beriman dan setiap muslim. Yang tersisa adalah orang yang paling buruk, mereka berbuat kerusakan layaknya keledai, di tengah-tengah merekalah hari kiamat terjadi.” 
(HR. Muslim no. 2937)