بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Rabu, 29 Mei 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 381

Tadabbur Al-Quran Hal. 381
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Naml ayat 46 :

قَالَ يٰقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُوْنَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِۚ  لَوْلَا تَسْتَغْفِرُوْنَ اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku! Mengapa kamu meminta disegerakan keburukan sebelum (kamu meminta) kebaikan? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat?”

- Tafsir AI Muyassar An-Naml ayat 46 :

Shalih berkata kepada kubu yang kafir: Mengapa kalian memilih kekufuran dan perbuatan buruk yang mendatangkan azab Allah atas kalian, dan meninggalkan iman dan perbuatan baik yang mendatangkan pahala bagi kalian? Mengapa kalian tidak memohon anmpunan kepada Allah pertama kali, bertaubat kepada-Nya dengan harapan kalian diberi rahmat?

- Hadis Sahih An-Naml ayat 46 :

Dari Huzaifah Ra.. dari Nabi Säw., belau bersabda, "Sebelum kalian ada seseorang yang berburuk sangka dengan amalannya, lalu dia berkata kepada keluarganya, Apabila aku mati, ambilah jasadku, lalu sabarkan (abu) ku di laut pada saat hari sangat panas Saat ia mati keluarganya melaksanakan pesan itu Lalu Allah Swt menyatakannya dari berfiman padanya, Apa yang membuatmu melakukan hal itu. Orang itu menjawab, Aku tidak melakukan hal itu kecuali karena takut kepada-Mu. Maka ANah Swt. mengampuninya, (HR Bukhäri, As Sahihul Musnad miral Ahadisil Oucsiyyati, 42).

- Tafsir Ath Tabari :

Maksud ayat ini: sembilan pimpinan yang merusak di muka bumi itu telah mengkhianati Salih As. dengan mengendap-endap pada malam hari untuk membunuh Salih As. dan keluarganya sedangkan Salih As. tidak sadar. Dan Kami pun membuat makar/tipu daya, maka Kami menghukum mereka dan menyegerakan siksaan itu kepada mereka. Sedangkan mereka tidak merasakannya, yakni terhadap makar Kami. Telah dijelaskan mengenai makar Allah Swt. pada pembahasan yang lalu: untuk siapa makar itu, apa tujuannya, bahwa makar itu dilakukan secara tersembunyi, atau melalui pelimpahan nikmat kepada sebagian pihak yang kufur kepada-Nya, bermaksiat kepada-Nya, lalu ditimpakanlah sebuah hukuman secara tiba-tiba dan dalam keadaan tidak sadar. Apa yang telah dijelaskan sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh para ahli takwil/tafsir. Antara lain diriwayatkan dari Ali, ia berkata, "A-makru (makar) adalah Gadar (kemarahan), sedangkan A-Gadar adalah kekufuran."

Diriwayatkan dari Ibnu Zaid mengenai firman-Nya, Mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya., la berkata, "Mereka melakukan tipu daya untuk urusannya, maka Allah Swt. pun membuat tipu daya pada mereka. Mereka benar-benar melakukan tipu daya pada Salih, maka Kami pun melakukan tipu daya pada mereka, tetapi mereka tidak merasakan tipu daya Kami, sedangkan Kami merasakan tipu daya mereka. Mereka mengatakan, "Salih As. mengira bahwa ia telah selesai dari kami setelah tiga perkara (ancaman Allah) terjadi. Sedangkan kami akan selesai darinya dan keluarganya sebelum tiga perkara itu terjadi. Terdapat sebuah masjid miliknya, yang berada di tempat yang berbatu di sebuah bukit, lalu ia salat di dalamnya. Kemudian mereka keluar menuju gua, dan mereka berkata, Apabila ia (Salih As.) datang untuk melaksanakan salat, kita bunuh dia. Setelah kita selesai darinya, kita menuju keluarganya, dan kita selesaikan mereka. Kemudian dia membacakan firman Allah Swt., Mereka berkata.
"Bersumpahlah kamu dengan (nama) Allah bahwa kita pasti akan menyerang dia bersama keluarganya pada malam hari, kemudian kita akan mengatakan kepada ahli warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu, dan sungguh. kita orang yang benar. (QS An-Naml, 27:49). Kemudian Allah Swt. mengutus batu-batu yang menghujani mereka, merekapun bergegas untuk memecahkannya. Lalu mereka meninggalkan gua itu, dan batu besar itu pun menutupi mulut gua tersebut. Maka kaumnya tidak mengetahui dimana mereka. Mereka pun tidak tahu apa yang Dia lakukan terhadap kaumnya. Maka Allah Swt. mengazab mereka yang di sana (gua), dan mereka yang di situ (kaumnya). Allah Swt. menolong Nabi Salih As. beserta pengikutnya. (At-Tabari, Jāmiu'l Bayāni An Ta 'wili Ayil Qur'āni, Juz 18, 1422 H/2001 M.92-94).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Al-Barra bin 'Azib Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda kepadaku, "Apabila kamu hendak tidur, maka ucapkanlah, 'Allāhumma Aslamtu Nafsi ilaika wa Fawadtu Amri ilaika wa Alja tu Zahri ilaika Rahbatan wa Ragbatan ilaika Lã Malja a walā Manjā minka illä ilaika Amantu bikitābika Allażi Anzalta wabinabiyika Arsalta' (Ya Allah, ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung dan tempat yang aman dari azab-Mu kecuali dengan berlindung kepadaMu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus)." Apabila kamu meninggal (pada malam itu), maka kamu mati dalam keadaan fitrah (suci). Dan jadikan bacaan tersebut sebagai penutup ucapanmu (menjelang tidur)." (Dr. Mustafā Said Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987M: 114-115)

- Hadiš Nabawi :

Dari Uqbah bin Amir Ra., dari Nabi Saw. beliau bersabda, "Jika kalian melihat Allah memberikan dunia kepada seorang hamba pelaku maksiat dengan sesuatu yang ia sukai, maka sesungguhnya itu hanyalah Istidrāj." Kemudian Rasulullah Saw. membacakan ayat, Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS Al-An'ām, 6: 44). (HR Ahmad, Musnad Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Jilid 28, No. Hadis 17311: 547, Sahih Al-Jāmi no.561).

- Hadiš Qudsi :

Dari Hužaifah Ra., dari Nabi Saw. beliau bersabda, "Sebelum kalian ada seseorang yang berburuk sangka dengan amalannya, lalu dia berkata kepada keluarganya, Apabila aku mati, ambillah jasadku, lalu sebarkan (abu)ku di laut pada saat hari sangat panas. Saat ia mati keluarganya melaksanakan pesan itu. Lalu Allah Swt. menyatukannya dan berfirman padanya, Apa yang membuatmu melakukan hal itu?

Orang itu menjawab, Aku tidak melakukan hal itu kecuali karena takut kepada-Mu. Maka Allah Swt. mengampuninya." (HR AI- Bukhāri, As-Sahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati, 42).

- Penjelasan Surah An-Naml Ayat 45-55 :

Ayat 45-53 menjelaskan kisah kaum Tsamud dan Nabi Saleh. Perintah Nabi Saleh agar menyembah Allah saja malah mereka tanggapi dengan salah sehingga mereka menjadi dua golongan yang saling bermusuh-musuhan. Mereka lebih cepat berbuat jahat ketimbang berbuat baik dan tidak mau istigfar (minta ampun) pada Allah. Mereka menuduh Nabi Saleh membawa sial, padahal segala sesuatu di tangan Allah. Mereka tidak sadar sedang diuji.

Di kota tempat mereka tinggal ada 9 orang tokoh kejahatan yang selalu berbuat onar dan tidak mau memperbaiki diri. Mereka merencanakan pembunuhan Nabi Saleh dan keluarganya di malam hari, setelah itu mereka akan bersaksi bahwa mereka tidak tahu menahu. Ketika mereka membuat makar itu, Allah membuat makar pula, sedang-kan mereka tidak menyadarinya.Akibat merencanakan makar atas Nabi Saleh  dan keluarganya, Allah binasakan semua penduduk kota itu sehingga rumah-rumah mereka kosong dari penghuni. Semua itu akibat kezaliman mereka sendiri. Peristiwa itu selayaknya menjadi pelajaran bagi kaum yang mengetahui sejarah mereka. Lalu, Allah selamatkan orang-orang beriman dan bertakwa  dari kalangan pengikut Nabi Saleh.

Ayat 54 dan 55 menjelaskan kisah Luth ketika ia menyeru kaumnya untuk meninggalkan praktek seks menyimpang, yakni homoseks dan tidak mau menikahi wanita. Mereka benar-benar kaum jahiliah, yakni tidak mau hidup sesuai aturan Tuhan Pencipta mereka, yakni Allah Ta’ala. Sebab itu, seks menyimpang  bukan kodrat manusia seperti yang dipahami sebagian manusia hari ini, tapi penyakit dan menyimpang.

- Hadis Motivasi QS 27: 55 :

Dari Zaid bin Arqam. dia berkata, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya seorang penghuni surga akan diberikan kekuaton seratus orang Jaki-laki dalam hal makan. minum, hubungan badan. dan syahwat." Lalu, ada seorang Yahudi berkata, "Sesungguhnya, orang yang makan dan minun itu akán kencing dan buang hajat." Beliau bersabda: "(Kotoran itu) akan keluar dari kulitnya melalui keringat dan perutnya telah menyatu (tidak berfungsi lagi)." (HR Darimi. 2825)

- HADIS NIAGA QS An-Naml, 27: 50 :

Larangan Berbuat Kerusakan di Bumi

Dari Abu Amr bin Jubair bin Abdillah, dia berkata, Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang berbuat baik dalam Islam, dia akan memperoleh pahala dari perbuatan itu dan pahala dari orang yang melaksanakan atau menirunya. Barang siapa yang berbuat jelek, dia akan medapatkan dosa dari perbuatannya itu dan dosa darí orang-orang yang melaksanakan atau menirunya tanpa mengurangi dosa peniru." (HR Muslim, 1017)

- AMAL NIAGA :

1. Waspadalah terhadap kerusakan di Bumi karena kerusakan manusianya,; semakin tidak berakhlak dan bersikap seperti bukan manusia. Waspadai juga kerusakan alam, seperti bencana alam, kebakaran, perusakan hutan, tersebarnya penyakit menular, dan sebagainya.

2. Kerusakan yang terjadi di Bumi, dalam berbagai bentuknya, disebabkan oleh perbuatan buruk dan maksiat yang dilakukan oleh manusia. Ini menunjukkan bahwa maksiat adalah inti "kerusakan" yang sebenarnya serta sumber utama kerusakan-kerusakan yang tampak di Bumi.