Tadabbur Al-Quran Hal. 402
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-'Ankabut ayat 51 :
اَوَلَمْ يَكْفِهِمْ اَنَّآ اَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتٰبَ يُتْلٰى عَلَيْهِمْ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَرَحْمَةً وَّذِكْرٰى لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ࣖ
Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) yang dibacakan kepada mereka? Sungguh, dalam (Al-Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
- Asbabun Nuzul Al-'Ankabut ayat 51 :
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ad-Darimi dalam Musnadnya meriwayatkan dari 'Amr bin Dinar dari Yahya bin Ja'dah bahwa beberapa orang muslim membawa buku yang berisi tulisan tentang apa yang mereka dengar dari orang-orang Yahudi. Maka Nabi saw. bersabda, "Cukuplah kesesatan buat suatu kaum kalau mereka tidak menyukai apa yang dibawa oleh nabi mereka untuk mereka dan menginginkan apa yang dibawa oleh selain dia untuk kaum selain mereka." Maka turunlah ayat ini.
- Tafsir Al Muyassar Al-'Ankabut ayat 51 :
Apakah tidak cukup bagi orang-orang musyrikin tersebut dalam pengetahuan mereka tentang kebenaranmu (wahai Rasul), bahwa Kami menurunkan Al Qur'an kepadamu yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalam Al Qur'an ini benar-benar terdapat rahmat Allah bagi orang-orang mukmin di dunia dan di akhirat, sekaligus peringatan di mana mereka mengingat pelajaran dan nasihat di dalamnya.
- Riyāduş Solihin :
Abu Hurairah Ra. berkata, Nabi Saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang, maka Aku akan mnengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus dari itu." (HR AI-Bukhāri Muslim).
Hadis di atas memberikan beberapa faedah:
(a) Wajib berprasangka baik kepada Allah Swt. dan tidak boleh berprasangka buruk kepada-Nya. Dia akan menerima tobat, menyucikan dosa, dan menghilangkan kesulitan dan kejelekan. Karena itu, putus asa dari rahmat Allah Swt. adalah kekufuran.
(b) Allah Swt. Maha Mendengar dan Maha Mengetahui perkara yang tersembunyi dari hamba-Nya serta menerima ketaatannya.
(Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 983).
- Hadiš Qudsi :
Abu Sa'id Al-Khudrí Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak ada perdebatan dalam kebenaran (yang haq) yang terjadi di dunia, lebih sengit dari perdebatan orang-orang yang beriman terhadap Rabb-nya tentang saudara-saudara (seiman) mereka yang dimasukkan ke neraka. Beliau bersabda, Mereka (orang-orang yang beriman) berkata, "Wahai Rabb kami, mereka dulu salat bersama kami, saum bersama kami, berhaji bersama kami, (kenapa) Engkau masukkan ke neraka?" Beliau bersabda, Dia berfirman, "Pergilah dan keluarkanlah (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal dari mereka (yang di neraka)." Beliau bersabda, Maka mereka pun datang dan mengenal mereka
dari sosok mereka, ada yang terbakar api sampai ke pertengahan betis dan ada yang terbakar sampai kedua mata kaki, kemudian mereka berkata, "Wahai Rabb kami, telah kami keluarkan mereka yang Engkau perintahkan pada kami." Allah berfirman, "Keluarkan siapa saja yang dalam hatinya ada iman seberat satu dinar." Kemudian Dia berfirman, "Yang di hatinya ada iman seberat setengah dinar." Sampai Dia berfirman, "Yang di hatinya ada iman seberat biji atom." (HR Ibnu Mājah dan An-Nasā i) (Syaikh Mustafā bin Adawi, As-Şahihul Musnad minal Ahādišil Qudsiyyati, No. Hadis, 16, t.t.: 31-32).
- Hadiš Nabawi :
Dari Yahya bin Ja'dah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. diberi sebuah kitab, lalu beliau bersabda, "Cukuplah suatu kaum menjadi sesat karena membenci segala yang datang dari Nabi mereka sendiri dan beralih kepada kitab selain kitab mereka (yang sebenarnya)." Kemudian Allah Swt. menurunkan ayat, Apakah tidak cukup bagi mereka bahwwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) yang dibacakan kepada mereka?... (QS Al-Ankabūt, 28:51)." (HR Ibnu Abi Hātim, Tafsir lbni Abi Hātim, Juz 11, t.t.: 456).
- Hadis Motivasi QS 29: 52 :
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah beliau bersabda: "Jika pembantu salah seorang dari kalian telah selesai menghidangkan makanan untuknya dan telah cukup rasa lelah dan bau aromanya, hendaklah dia mengajaknya duduk bersama untuk makan. Jika dia enggan, hendaklah dia mengambilkan sesuap lalu menyisihkannya dan memberikan kepadanya." (HR Ahmad. 7921)
- HADIS NIAGA QS AI-Ankabūt, 29: 49 :
Larangan Berjual-Beli pada Sesuatu yang Sedang Ditawar oleh Musiim Lainnya. Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah telah bersabda: "Janganlah kalian saling mendengki, memfitnah, membenci, dan memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual-beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah bersaudara, tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini." Rasulullah menunjuk dadanya dan mengucapkannya sebanyak tiga kali, (kemudian beliau melanjutkan sabdanya): "Seseorang telah dianggap berbuat jahat jika dia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang lain adalah haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya." (HR Muslim, 2564)
- AMAL NIAGA :
1. Jauhilah sifat dengki dan benci kepada saudara seiman karena orang-orang beriman itu saling bersaudara.
2. Janganlah membeli suatu barang yang sedang ditawar oleh orang lain.
3. Janganlah menghina saudara yang seiman dengan Anda.
- Tadabbur Surah Al-Ankabut Ayat 46-52 :
1. Ayat 46-52 menjelaskan, Allah memerintahkan Rasul saw. agar mendebat Yahudi dan Nasrani dengan cara yang terbaik. Debat itu tidak berlaku bagi mereka yang memerangi kaum muslimin. Debat yang terbaik ialah yang mengatakan: Kami beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepada kami, Taurat dan Injil yang diturunkan kepada kalian. Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah Esa dan kami menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.
2. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. setelah Taurat dan Injil. Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang benar-benar membaca Taurat dan Injil dengan benar, maka mereka akan beriman kepada Al-Qur’an. Nabi Muhammad saw. tidak pernah mebaca Kitab suci apapun sebelum Al-Qur’an dan tidak pula menulisnya dengan tangan Beliau. Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata kebenarannya bagi orang-orang yang memahami isinya. Hanya orang kafir dan zalim yang tidak beriman kepadanya.
3. Untuk beriman kepada Al-Qur’an itu tidak perlu melalui suatu mukjizat seperti yang diminta oleh kaum kafir Qurasy. Tapi cukup dengan memahami ayat-ayatnya yang nyata seperti dijelaskan Rasul saw. Sebab itu, Al-Qur’an itu sebagai rahmat dan peringatan bagi kaum mukmin. Cukup Allah yang menjadi saksi yang mengetahui apa saja di langit dan di bumi. Orang yang percaya kepada kebatilan dan kafir pada Allah, merekalah orang yang merugi.