بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Selasa, 03 Januari 2023

Tidak Bosan Makan Daging Bangkai

Tematik (113)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tidak Bosan Makan Daging Bangkai

Daging, daging apa yang paling banyak peminatnya dan tak pernah orang bosan memakannya? Daging bangkai saudaranya sendiri!

Padahal daging ini adalah daging bangkai. Ghibah diperumpamakan dalam Al-Quran dengan “memakan daging mayat saudara sendiri”.

Allah berfirman,
“Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah mati, pasti kalian membencinya”
(QS.Al Hujurat :12)

Harusnya seseorang sangat benci makan mayat (bahkan jijik), seharusnya ini juga yang ia rasakan ketika melakukan ghibah.

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan,

“Diserupakan dengan memakan daging mayat saudara karena hal ini dibenci oleh jiwa, (sangat benci) dengan melakukan ghibah.”
(Tafsir As-Sa’diy)

Namun justru daging bangkai ini lebih diminati daripada daging segar lainnya

Dari mulai orang-orang yang berbelanja di pasar, ibu-ibu arisan sampai ke pengajian, anak-anak muda yang nongkrong di kafe, penggiat sosial media, dan acara televisi.

Semua suka daging bangkai ini.
Bahkan mungkin termasuk diri kita sendiri!!

Mungkin masih merasa sulit untuk menjauh dari nikmatnya bangkai saudara-saudara kita, tapi bukan berarti tidak mungkin.

Berhati-hatilah
Karena boleh jadi
Setitik ghibah yang kita sebar
Dibumbui fitnah oleh mereka yang mendengar.

Makin banyak yang tersebar makin terbakar amalan kita, hangus oleh api ghibah bagai kayu dibakar api.

Ini pengingat diri bukan untuk menghakimi tapi untuk mencari solusi bagaimana memperbaiki diri.

Kelak diri ini akan jadi saksi di hadapan Ilahi tentang siapa yang disakiti karena lisan tak hati-hati.

Bisa jadi banyak yang mampu menahan diri untuk tidak makan dan tidak minum selama berpuasa, akan tetapi terkadang mereka tidak bisa menahan diri untuk “tidak makan daging saudaranya sendiri”.

Maksudnya adalah melakukan ghibah, sibuk bergosip dan membicarakan aib orang lain.

Stop Ghibah

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Apakah kalian tahu apa itu ghibah?”

Para sahabat mengatakan: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.”

Rasulullah berkata: “(Gibah adalah) Menyebut-nyebut saudaramu dengan sesuatu yang tidak ia sukai.”

Mereka berkata: “Bagaimana menurutmu jika (benar) ada pada saudaraku apa yang aku katakan?”

Rasulullah berkata: “Jika (benar) ada pada dirinya maka itulah gibah, dan jika tidak ada pada dirinya maka engkau telah menfitnahnya.”
(HR. Muslim dalam Kitab al-Bir was Shilah wal Adab, bab Tahrimul Ghibah no. 2589)

Ghibah berarti menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri orang yang tidak kita sukai.

Ghibah bisa menyasar fisik, agama, kekayaan, perbuatan, atau segala atribut orang yang bersangkutan.

Caranya bisa bermacam-macam.

Antara lain membeberkan aib, meniru tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang digunjingkan dengan maksud mengolok-oloknya.

Yuk, stop ghibahnya.
Jika kita melihat kesalahan saudara kita, maka sampaikan langsung dengan berani tanpa menyakiti hati

Mari menasehati dengan hati dan lisan yang terpuji.
Kita stop ngerasani!

Allah berfirman,

“Dan janganlah kalian saling menggibah. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
(QS.Al-Hujurat:12).

Seorang yang mengaku muslim hendaknya dapat memerangi pergunjingan di manapun berada.

Dengan begitu, ia akan melindungi kehormatan saudara muslimnya dari orang yang bergosip atasnya.

Dan mari kita renungkan didalam hati dan tanyakan pada diri sendiri, apakah kita merupakan pelaku ghibah?

Ataukah ghibah menjadi hal favorit yang kita lakukan setiap harinya tanpa kita sadari?