بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 19 April 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 372

Tadabbur Al-Quran Hal. 372
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ash-Syu'ara ayat 126 :

فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوْنِ ۚ

karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.

- Tafsir Al Muyassar Ash-Syu'ara ayat 126 :

Maka takutlah terhadap hukuman Allah dan taatilah aku pada apa yang aku bawa kepada kalian dari Allah.

- Hadis Sahih Ash-Syu'ara ayat 126 :

Dari At-Tutail bin Ubay, dan ayahnya, bahwasanya ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Tegaskanlah manusia untuk mengucap kalimat takwa, yaitu untuk mengucapkan La läha llallähu. Yang artinya Tiada Tutan kecuali Allatr" (HR At Tabräni, A-Mujanul Kabn, Juz 1, 1404 H/1983 M:199)

- Tafsir At-Tabari :

Allah Swt. berfirman, Kaum Ad telah mendustakan {...., para utusan Allah untuk mereka, ketika saudara mereka Hūd berkata, Kenapa kalian tidak takut?"} (terhadap hukuman Allah atas kekufuran kalian kepadaNya.)

 {Sungguh, aku adalah rasul untuk kalian dari Tuhanku, yang menyuruh kalian untuk taat kepada-Nya dan memperingatkan kalian akan siksa-Nya jika kalian kufur, { yang amanat (menjaga), wahyu dan aja-
ran-Nya, ..} maka takutlah kepada Allah dengan menaati-Nya dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, dan taatlah
kepadaku, terhadap yang kuperintahkan kepada kalian agar takut kepada Allah, dan memperingatkan kalian atas pembala-
san-Nya, (Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu...,. Aku tidak menuntut imbalan dan balasan dari kalian atas perintahku supaya bertakwa kepada Allah. ...Imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam. Artinya, tidak ada imbalan bagiku atas nasihatku pada kalian melainkan dari Tuhan seluruh alam. (At-Tabari Jāmi'ul Bayāni An Ta'wili Ayi'l Qur āni, Juz 17, 1422 H/2001 M: 606).

- Riyāduş Şalihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, "Rasulullah Saw. memegang tanganku, lalu beliau bersabda, Allah Swt. menjadikan tanah pada hari sabtu, menancapkan gunung pada hari ahad, menumbuhkan pohon-pohon pada hari senin, menjadikan bahan-bahan mineral pada hari selasa, menjadikan cahaya pada hari rabu, menebarkan binatang pada hari kamis, dan menjadikan Adam As. pada hari jum'at setelah asar, yang merupakan pencíptaan paling akhir, yaitu saat-saat terakhir di hari jum'at antara waktu asar hingga malam. (HR Muslim).

Hadis di atas memberikan faedah tentang susunan penciptaan sebagian makhluk sebagaimana teks hadis di atas. (Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2. 1407 H/1987 M: 1258).

- Hadis Nabawi :

Dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, dia berkata, "Apabila Rasulullah Saw. mengangkat seorang panglima atau komandan pasukan perang, beliau selalu mewasiatkan untuk selalu bertakwa kepada Allah Swt., kemudian beliau bersabda, 'Berperanglah dengan nama Allah untuk menegakkan agama di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah, berperanglah kalian, dan janganlah kalian menipu, jangan mengkhianati janji, jangan membunuh seseorang dengan cara yang kejam, dan jangan membunuh anak-anak." (HR muslim, Sahih Muslim, Juz 3, No. Hadiš, 1731: 1356-
1357).

- Hadis Nabawi :

Dari Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, dia berkata, "Apabila Rasulullah Saw. mengangkat seorang panglima atau komandan pasukan perang, beliau selalu mewasiatkan untuk selalu bertakwa kepada Allah Swt., kemudian beliau bersabda, 'Berperanglah dengan nama Allah untuk menegakkan agama di jalan Allah, perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah, berperanglah
kalian, dan janganlah kalian menipu, jangan mengkhianati janji, jangan membunuh seseorang dengan cara yang kejam, dan jangan membunuh anak-anak," (HR muslim. Sahih Muslim, Juz3, No. Hadis, 1731: 1356-1357).

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Said Al-Khudri Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman kepada penghuni surga, Wahai penghuni surga! Penghuni surga menjawab, 'Kami mendengar dan kami memenuhi panggilan-Mu,'Allah Swt. berfirman, Telah puaskah kalian?"

Mereka menjawab, 'Bagaimana mungkin kami tidak puas sementara Engkau telah memberi kami yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari makhluk-Mu." Maka Allah Swt. berfirman, Sekarang Aku beri kalian suatu hal yang lebih utama daripada itu."

Penghuni surga bertanya, Wahai Tuhanku, apa yang lebih utama dari semuanya itu? Allah Swt. berfirman, Kuhalalkan keridaan-Ku untuk kalian, dan Aku tidak murka kepada kalian selama-lamanya." (HR AI-Bukhāri, A-Jāmiu  Sahih Bukhāri, Juz 4 No. Hadiš 6549: 200).

- Penjelasan Surah Asy-Syu'ara Ayat 112-136 :

Ayat 112-122 meneruskan kisah Nabi Nuh dengan kaumnya. Nuh menjelaskan pengikutnya itu mulia di mata Allah, kendati tidak memiliki harta yang banyak dan kedudukan yang tinggi di masyarakat, karena mereka  beriman pada-Nya dan Rasul-Nya. Nuh tidak  mungkin mengusir kaum yang sudah beriman kepadanya karena berharap kepada para pembesar kaumnya akan menjadi pengikutnya. 

Melihat Nuh tidak henti-hentinya berdakwah, mereka bertekad untuk membunuhnya dengan cara dirajam. Lalu Nuh berdoa kepada Allah agar memutuskan perkaranya dengan kaumnya dan  menyelamatkannya beserta pengikutnya yang  Mukmin. Allah mengabulkan permintaan Nuh dan menyelamatkannya beserta para pengikutnya yang beriman dan menenggelamkan selain mereka. Peristiwa itu seharusnya menjadi pelajaran bagi manusia sesudah mereka. Sungguh demikian, Allah Mahaperkasa dan Maha Pengasih.

Ayat 123-136 menjelaskan kisah Nabi Hud dan kaum Ad yang kafir, tidak mau bertakwa pada Allah, tidak taat pada-Nya, pada Nuh, padahal Nabi Hud tidak mengutip bayaran apa pun dari mereka dan hanya berharap pahala dari Allah.  Mereka malah membangun bangunan tinggi  untuk kebanggaan diri serta istana-istana besar dengan harapan hidup kekal. Kalau menyiksa orang, mereka lakukan dengan kejam dan bengis. 

Nabi Hud dengan gencar mengajak mereka bertakwa pada Allah dan taat pada-Nya yang telah meanganugerahkan berbagai kebutuhan mereka; binatang ternak, anak-anak, kebun-kebun  dan mata air. Hud takut mereka ditimpa azab  besar jika masih tetap membangkang padanya dan pada Allah. Mereka malah menjawabnya: Bagi kami, sama  saja apakah diberi nasihat atau tidak, kami tidak akan beriman.