بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 13 Oktober 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 341

Tadabbur Al-Quran Hal. 341
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.


- Al-Hajj ayat 77 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ۩

Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.

- Tafsir Al Muyassar Al-Hajj ayat 77 :

Hai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, ruku'lah dan sujudlah dalam shalat kalian, sembahlah Rabb kalian semata-mata tanpa ada sekutu bagi-Nya, dan berbuatlah kebajikan agar kalian beruntung.

- Tafsir bnu Kasir :

Firman Allah, { .. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.. } yaitu dengan harta, lisan dan diri-diri kalian. Sebagaimana Allah berfirman, { ...Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya... } (Qs Ali Imrān, 3: 102).

Firman Allah, { ...Dia telah memilih kamu.. } Wahai umat Islam! Dia telah memilih kalian atas seluruh umat, serta mengutamakan dan mengistimewakan kalian dengan diutusnya Rasul yang paling mulia dan syariat yang amat sempurna.

{ ..dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam  agama... } , yakni Kami tidak membebani kalian dengan sesuatu yang kalian tidak mampu serta tidak mengharuskan kalian dengan sesuatu yang memberatkan, tetapi memberikan kelapangan dan jalan keluar. Salat yang merupakan rukun Islam terbesar setelah dua kalimah syahadat, dalam keadaan mukim mesti dilaksanakan dengan empat rakaat. Tetapi ketika dalam kedaan safar (bepergian) boleh dilakukan dengan dua rakaat, dalam keadaan Khauf (situasi peperangan) - menurut sebagian para imam - dilakukan dengan satu rakaat, sambil berjalan atau berkendaraan, menghadap kiblat maupun tidak. Demikian pula salat sunat ketika sa-
far dilakukan dengan menghadap kiblat maupun tidak. Selain itu, kewajiban berdiri dalam salat dapat gugur bila terdapat uzur sakit, sehingga orang yang sakit dapat melakukannya sambil duduk, jika tidak mampu, maka dilakukan sambil berbaring. Serta keringanan-keringanan lainnya dalam seluruh ibadah fardu dan wajib. Untuk itu, Rasulullah Saw. bersabda, "Aku diutus dengan membawà agama yang lurus dan mudah."

Ketika mengutus Mu'aż dan Abu Musa ke Yaman sebagai amir, beliau bersabda, "Berilah kabar gembira, janganlah membuat mereka takut, dan mudahkanlah jangan dipersulit."

Firman Allah, { ...(kutilah) agama nenek moyangmu lbrahim... } maknanya sama dengan firman-Nya, Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama lbrahim yang lurus... (QS Al-An'ām, 6: 161).

Firman Allah, { ..Dia (Alah) telah menamai kamu orang-orang muslim sejak dahulu dan (begitu pula) dalam Al Qur'an.. } Menurut Mujahid dan yang lainnya maksudnya ialah Allah telah menamai kalian orang-orang muslim sejak dahulu dalam kitab-kitab terdahulu dan di dalam Al-Qur'an. 

{ ..Maka laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat.. } Maksudnya, terimalah anugerah yang sangat agung ini dengan mensyukurinya dan tunaikanlah hak Allah dengan melaksanakan apa yang Dia wajibkan, taat terhadap apa yang Dia wajibkan dan meninggalkan apa yang Dia haramkan.

Yang terpenting di antara semua itu ialah mendirikan salat dan menunaikan zakat: yaitu berbuat baik kepada sesama makhluk Allah dengan apa yang Dia wajibkan kepada orang kaya terhadap saudaranya yang fakir, yakni dengan mengeluarkan sebagian harta mereka kepada orang yang lemah dan yang membutuhkan.

Firman Allah, { ..dan berpegang teguhlah kepada Allah.. } yaitu minta tolonglah, bertawakallah dan mintalah kekuatan kepada-Nya. 

{ ..Dialah pelindungmu.. }, yaitu Pemelihara, Penolong, dan Pemberi kemenangan kepada kalian atas musuh-musuh kalian. { ... Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. } (lbnu Kašir, Tafsirul QurānilAzimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 99-101).

- Riyāduş Şālihin : 

Dari lbnu Abbās Ra., Rasulullah Saw. ketika mengutus Mu'aż Ra. ke Yaman, beliau bersabda, "Sesungguhnya kamu menghadapi Suatu kaum Ahli Kitab, maka hendaklah yang pertama kali engkau dakwahkan kepada mereka adalah mengesakan Allah Swt. Apabila mereka mengenal Alah Swt., maka beritahukanlah bahwa Allah Swt. mewajibkan kepada mereka salat lima waktu pada siang dan malam, apabila mereka melakukannya, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa Allah Swt. telah mewajibkan zakat atas mereka yang diambil dari orang kaya di antara mereka lalu dibagikan kepada orang fakir di antara mereka." (HR A-Bukhāri-Muslim).

Hadiš di atas memberikan faedah tentang tahapan dakwah Islam dan istiqamah pada rukun-rukunnya sedikit demi sedikit, sehingga mereka tidak lari dikarenakan banyaknya kewajiban-kewajiban. Yang pertama kali harus diperhatikan adalah dakwah tentang tauhid, karena itu merupakan fondasi agama, dan amal apa pun tidak akan diterima sebelum ada pengakuan atas keesaan Allah Swt (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M 858-857).

- Hadis Nabawi :

Dari lbnu 'Abbas Ra., ia mengatakan bahwa ketika Nabi Saw. mengutus Mu'aż Ra. ke negeri Yaman, beliau bersabda, "Ajaklah mereka agar bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah menaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka salat lima waktu dalam sehari semalam. Dan jika mereka telah menaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka sadagah (zakat) dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka." (HR A Bukhari, Sahihu'l Bukhāri, Juz 1, No. Hadis 1395, 1400 H: 430).

- Hadis Qudsi :

Dari Jubair bin Nufair bin Jahhasy Al-Qurasyi bahwa pada suatu hari Rasululah Saw. meludah di telapak tangannya, lalu beliau meletakkan jarinya di atas telapak tangannya, kemudian beliau bersabda, "Allah telah berfirman, Wahai anak Adam, bagaimana kamu menganggap-Ku lemah, sedangkan Aku telah menciptakanmu dari keadaan seperti ini, lalu ketika Aku telah menjadikanmu berwujud dan kuat, engkau berjalan dengan pongahnya sambil mengenakan burdah (pakaian luar sejenis jubah). Kamu mengumpulkan harta dan menghalangi orang lain darinya hingga bila nyawamu telah sampai di dada, engkau berkata, Aku hendak bersedekah, lalu kapan waktu untuk bersedekah itu?" (HR Ahmad) (isāmuddin As-Şabābati, Jāmiu'l Ahādisi Qudsiyyati, Jilid 1, t.t: 263-264).

- Tadabbur Surah Al-Hajj Ayat 73-78 :

Ayat 73-78 menjelaskan:

1. Tuhan-tuhan yang disembah selain Allah itu tidak bisa berbuat apa-apa. Saking tidak berdayanya, sekiranya lalat merampas sesuatu dari tuhan-tuhan tersebut, mereka tidak bisa mempertahankannya. Apalagi menciptakan lalat, tentu lebih mustahil lagi 

2. Kekufuran kepada Allah itu terjadi bila manusia tidak bisa menghormati Allah dengan pas dan pantas. Padahal Allah itu Mahakuat dan Mahaperkasa.

3. Allah memilih dari malaikat menjadi utusan untuk mengurusi alam ini, termasuk manusia. Allah juga memilih dari manusia untuk menjadi rasul (utusan)-Nya untuk menyampaikan perintah dan larangan-Nya kepada sesama manusia agar mereka selamat di dunia dan akhirat. Sungguh Allah itu Maha Mendengar dan Maha Melihat kebutuhan hamba-Nya   kepada jalan kesealamatan mereka di dunia dan di akhirat. Kepada-Nya jualah manusia akan dikembalikan.

4. Allah mengimbau kaum mukmin untuk rukuk, sujud, beribadah kepada Allah dan berbuat kebaikan sebanyak mungkin. Itulah cara  mereka meraih pertolongan Allah.

5. Di antara kewajiban kaum Mukmin yang lain ialah, berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar berjihad, yakni secara maksimal, dengan alasan dan tujuan yang dibolehkan Allah seperti yang dijelaskan pada ayat 39 dan 40 sebelumnya. Sungguh dipilih Allah menjadi pengikut Rasul Saw. adalah nikmat yang amat besar. 

6. Allah sama sekali tidak menjadikan dalam agama Islam itu kesempitan. Islam juga agama Ibrahim. Allah menamakan orang-orang yang menganut agama Islam itu  dengan kaum “muslimin” sejak dulu dan juga di  dalam Al-Qur’an, supaya Rasul Saw. menjadi  saksi bagi kaum Muslimin dan kaum Muslimin menjadi saksi di tengah-tengah manusia lainnya. Sebab itu, kaum muslimin wajib menegakkan salat, mebayar zakat dan berpegang teguh pada agama Allah (Islam). Dialah Pelindung kaum Mukmin. Sungguh Dia sebaik-baik Pelindung dan Penolong.