بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 09 September 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 334

Tadabbur Al-Quran Hal. 334
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Hajj ayat 16 :

وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنٰهُ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يُّرِيْدُ

Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) yang merupakan ayat-ayat yang nyata; sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.

- Tafsir Al Muyassar Al-Hajj ayat 16 :

Sebagaimana Allah telah menegakkan hujjah di hadapan orang-orang kafir berupa bukti-bukti kekuasaan-Nya untuk membangkitkan orang-orang yang sudah mati, demikian pula Dia telah menurunkan Al Qur'an. Ayat-ayatnya jelas dalam lafal dan maknanya, yang dengannya Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki untuk diberi hidayah; karena tidak ada pemberi petunjuk selain-Nya.

- Mu'jam Al-Hajj ayat 16 :

يَهْدِيْ

SHadä: Al-Hidāyah ialah petunjuk yang lembut. Adapun hidayah Allah Swt yang diberikan kepada manusia ada empat cara, 
Pertama, hidayah yang meliputijenis manusia sendiri untuk setiap mukalaf yang memiliki pemikiran, kecerdasan, dan pengetahuan penting yang meliputi segala sesuatu sesuai kadar kemampuannya. 
Kedua, hidayah yang Allah tetapkan bagi manusia melalui lisan para nabi dan turunnya Al-Qur'an.
Ketiga, taufiq yang Allah berikan secara khusus bagi yang diberi petunjuk. 
Dan keempat, hidayah yang amat berarti di akhirat untuk mengantarkan seseorang masuk surga. Dan hidayah ini semuanya telah ditentukan, jika
yang pertama tidak didapat, maka yangkedua tidak akan bisa diraih. (Ar Rãgib Al Asfahäni, Mu'jam Mufradati Alfazi Al Qurani, 1431 H/2010 M: 388)

- Tazkiyyatun Nafs :

Gagasan mengenai Masyi'ah (kehendak) banyak sekali dijumpai dalam berbagai ayat Al-Qur'an. Allah Swt. seringkali menegaskan diri-Nya mempunyai Masyiah itu dalam hubungan-Nya dengan manusia. Misalnya, Dia menurunkan kemuliaan-Nya kepada hamba yang dikehendaki-Nya (QS Al-Bagarah, 2: 90).
Masyi ah disebutkan sebagai sifat azali (tidak berawal) Allah Swt. tanpa diketahui bagaimana caranya. Semua perbuatan manusia itu terjadi dengan kehendak-Nya.
Dalam dunia ini tidak ada keharusan dan tuntutan selain Masyiah (kehendak) Allah Swt. semata. Apa yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan pernah terjadi.
Yang demikian itu merupakan universalitas tauhid, yang tidak mungkin berdiri kecuali berdasarkan padanya. Dan kaum muslimin telah sepakat bahwa apa yang keberadaannya dikehendaki Allah Swt. pasti akan terjadi, dan apa yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh-Nya, maka tidak akan pernah terjadi.

Namun hal itu ditentang oleh sebagian orang, dimana mereka menyatakan bahwa di alam ini terdapat sesuatu yang bukan menjadi kehendak Allah Swt., dan Dia juga menghendaki sesuatu yang tidak pernah akan terjadi. Banyak ayat di dalam Al-Qur'an dan hadiš Nabi Saw. yang menegaskan Masyi'ah sekaligus menolak pemikiran yang menafikan kehendak secara keseluruhan serta menafikan kehendak dari perbuatan, gerakan, petunjuk, dan kesesatan umat manusia. Misalnya adalah firman-Nya dalam surah A-Bagarah, 2: 253 dan Ali-'Imrān, 3: 40.
Suatu ketika Allah Swt. memberitahukan bahwa semua yang ada di alam ini menurut kehendak-Nya. Dan pada kesempatan yang lain Dia juga memberitahukan bahwa apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi. Selain itu Dia juga memberitahukan bahwa jika Dia menghendaki, niscaya Dia akan menetapkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah ditakdirkan dan dituliskan-Nya. Dan jika Dia menghendaki, niscaya tidak akan ada orang yang durhaka kepada-Nya dan Dia jadikan semua umat manusia ini menjadi satu umat.

Dengan demikian, ini menunjukkan secara jelas bahwa realitas kehidupan yang ada berjalan menurut kehendak Allah Swt. Sedangkan apa yang tidak ada di alam ini disebabkan tidak adanya kehendak dari-Nya.Demikianlah hakikat ketuhanan, dan itu pula makna kedudukan-Nya sebagai Tuhan semesta alam, gelar yang disandang-Nya, bahwa Dia Mahahidup yang mengurus dan memelihara makhluk di alam ini. Sehingga dengan demikian tidak akan ada penciptaan, rezeki, pemberian, larangan, kematian, kehidupan, kesesatan, petunjuk, kesejahteraan,
dan kesengsaraan kecuali setelah adanya izin dari-Nya. Dan semuanya itu bergantung pada kehendak-Nya, karena tidak ada raja, pelindung, dan pengurus alam jagat rayaini, dan Tuhan selain diri-Nya, sebagaimana Dia berfirman dalam surah Al-Qasas, 28: 68, A-Haj, 22: 5, Al-Infițār, 82: 8, dan lain-lain.
Demikian pula masalah ini banyak diterangkan dalam hadis-hadis Nabi Saw. Selain itu, Allah Swt. juga memberitahukan, jika Dia tidak berkehendak menyucikan hati hamba-hamba-Nya, maka tidak akan pernah ada jalan bagi mereka untuk menyucikan hati mereka, dimana dalam hal ini Dia berfirman, Dan demikianlah Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) yang merupakan ayat-ayat yang nyata; sesungguhnya Allah Swt. memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (QS Al-Haj, 22:16). (Ibnul Qayyim AI-Jauziyyah, Syifā u'l Ai fi Masā'ilil Qadāi wal Qadari wa'l Hikmatiwat Ta'lili, 1398 H/1978 M: 43-47).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Kabsyah Al-Anmari Ra., ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Ada tiga hal, aku bersumpah atasnya dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kalian menjaganya. "Rasulullah Saw. bersabda, "Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah seseorang dịperlakukan secara lalim lalu ia bersabar, melainkan Allah Swt. akan menambahkan kemuliaan untuknya, dan tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta, melainkan Allah Swt. akan membukakan pintu kemiskinan untuknya. Dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kalian menjaganya. "Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang:

Pertama, seorang hamba yang dikaruniai Allah Swt harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah Swt. dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ja mengetahui Allah Swt. memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik.." (HR At-Tirmiži, dan ia berkata, "Hadis ini hasan sahih.").
Hadis di atas mengandung beberapa faedah, antara lain: efek dari sikap pemaaf akan tampak sebagai kemuliaan di dunia dan akhirat. Dorongan untuk mencari ilmu dan beramal disertai keikhlasan karena Allah Swt. (Dr. Muştafā Said Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 478-479).

- Medical Hadish :

Dari Aisyah Ra., dia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai penyakit lepra, maka Nabi Saw. memberitahukan kepadanya, "Penyakit lepra merupakan azab yang Allah Swt. timpakan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidaklah seseorang yang berada di wilayah yang terjangkit penyakit lepra, kemudian ia tetap tinggal di negerinya dan selalu bersabar, ia mengetahui bahwa penyakit tersebut tidak akan menjangkitinya kecuali sesuai dengan yang Allah Swt. tetapkan kepadanya, maka baginya seperti pahala orang yang mati syahid." (HR Al- Bukhāri). (Dr. Mustafā Sa id Al-Khin, Nuz-hatul Muttaqina Syərhu Riyādiş Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 67).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Syubrum

Syubrum adalah sejenis pepohonan, ada yang kecil dan ada pula yang besar. Tingginya kira-kira setinggi ukuran manusia. la mempunyai ranting-ranting berwarna merah dan lapisannya ada yang berwarna putih. Di ujung-ujung rantingnya terdapat banyak dedaunan, mempunyai bunga kecil yang warnanya merah. Bagian yang dapat dimanfaatkan adalah kerangka yang membungkus biji.Sifatnya panas dan kering pada tahapan keempat. Jika hendak digunakan, harus direndam dalam susu selama sehari semalam, dan susu itu harus diganti dua atau tiga kali, kemudian dikeluarkan dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Di antara khasiatnya adalah dapat digunakan untuk membersihkan badan. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma ādi fi Hadyi Khayril
Wbādi, Juz 4, t.t.: 328; Aż-Zahabi, At-TibbunNabawi, 1410 H/1990 M: 137).

- Penjelasan Surah Al-Hajj Ayat 16-23 :

Ayat 16-23 menjelaskan:

Allah turunkan Al-Qur’an itu dengan ayat-ayat-Nya yang jelas; lafaz dan maknanya. Sebab itu, Allah akan memberi petunjuk orang-orang yang meyakini dan mempelajarinya.

Pada hari kiamat nanti Allah akan memutuskan dengan adil antara kaum Mukmin,  kaum Yahudi, Sabiin, Nasrani, Majusi dan kaum musyrik. Allah menyaksikan segala sesuatu yang dilakukan manusia, secara tersembunyi maupun yang nyata.

Kenapa orang-orang kafir dan musyrik tidak mau beribadah hanya kepada 

Allah? Tidakkah mereka menyaksikan semua yang ada  di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang,  gunung, binatang melata dan banyak dari manusia yang bersujud dan tunduk kepada Allah? Banyak manusia yang pantas mendapatkan kesesatan. Siapa yang dihinakan Allah, tidak akan ada yang  dapat memuliakannya. Allah berbuat sesuai kehendak-Nya dan tidak satu pun dari makhluknya yang dapat menghambat-Nya.

Akan tetapi ada sampai kiamat dua golongan yang berbantah tentang Allah, yakni golongan Mukmin dan golongan kafir, baik mereka dari kalangan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun yang lainnya. 

 Orang-orang kafir di akhirat nanti akan dibuatkan bagi mereka  pakaian dari api dan disiramkan dari atas kepala mereka air yang mendidih panasnya seperti  tembaga yang mendidih dan menghancurkan  semua isi perut dan kulit mereka. Mereka akan dipukuli dengan cambuk dari besi. Setiap kali hendak keluar dari kesengsaraan itu, mereka dikembalikan kepada kondisi semula agar merasakan azab yang terus menerus.

Kaum mukmin yang beramal saleh akan masuk surga yang mengalir di bawahnya berbagai sungai, diberi perhiasan emas dan mutiara. Pakaian mereka terbuat dari sutra. 

Melihat dahsyatnya azab neraka seperti yang dijelaskan pada poin 5 dan dahsyatnya balasan surga bagi kaum mukmin seperti yang dijelaskan pada poin 6, maka selayaknya kita fokuskan hidup kita untuk meraih surga.