بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Senin, 04 September 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 333

Tadabbur Al-Quran Hal. 333
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Hajj ayat 11 :

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَـَٔنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ

Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi [539]; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang 540]. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.

- [539] Tidak dengan penuh keyakinan.
- [540] Kembali kafir lagi.

- Tafsir Al Muyassar Al-Hajj ayat 11 :

Di antara manusia ada yang masuk ke dalam Islam dalam keadaan lemah dan ragu-ragu, lalu ia menyembah Allah dengan penuh kebimbangan, seperti orang yang berdiri di tepi gunung atau tembok dengan tanpa berpegangan, dan ia mengikat keimanannnya dengan urusan dunianya. Jika ia hidup dalam kondisi sehat dan lapang, maka ia meneruskan ibadahnya. Sebaliknya, jika ia mendapat ujian dengan suatu yang tidak menyenangkan dan kesusahan, maka ia menisbatkan keburukan hal itu kepada agamanya. Lalu ia berbalik darinya, seperti orang yang membalikkan wajahnya, setelah sebelumnya bersikap istiqomah. Dengan demikian, ia merugi di dunia; karena kekafirannya tetap tidak akan merubah apa yang telah ditetapkan untuknya, dan ia juga merugi diakhirat dengan masuk ke dalam neraka. Itu adalah kerugian yang jelas lagi nyata.

- Asbabul Nuzul Al-Hajj ayat 11 :

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dahulu ada orang yang datang ke madinah lalu masuk Islam. Kemudian kalau istrinya melahirkan bayi laki-laki dan kudanya beranak, ia mengatakan,' ini agama yang baik.' Tapi kalau istrinya tidak melahirkan bayi laki-laki dan kudanya tidak beranak, ia berkata,'ini agam yang buruk.' Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Athiyyah dari Ibnu Mas'ud bahwa seorang laki-laki Yahudi masuk Islam, lalu matanya menjadi buta, harta bendanya habis dan anaknya mati. Sehingga dia menimpakan kesalahan kepada Islam. Ia berkata, "aku tidak mendapat apa-apa yang baik dari agamaku ini. Mataku menjadi buta, hartaku habis dan anakku mati.' Maka turunlah ayat ini.

- Tazkiyyatun Nafs :

Bila kita perhatikan bagaimana bumi diciptakan, kita melihatnya sebagai ayat Tuhan yang luar biasa. Allah Swt. menciptakannya dengan terhampar, menundukkan ciptaan-Nya itu bagi hamba-hamba-Nya dan menaruh rezeki, makanan, dan kehidupan mereka di sana. Dia membuat jalan-jalan agar manusia dapat berpindah-pindah demi kemaslahatan mereka. Bumi dikokohkan dengan gunung-gunung dan menjadikannya sebagai pasak yang menjaga agar bumi tidak menggoncangkan makhluk di atasnya. 
Dia meluaskan sisi-sisinya, menjadikannya sebagai tempat berkumpul untuk menampung mereka yang masih hidup di atas punggungnya, dan menampung mereka yang telah mati di perutnya. Punggungnya adalah tempat tinggal bagi yang hidup, sedangkan perutnya adalah tempat tinggal bagi yang telah mati. Sering kali Allah Swt. menyebutkan bumi di dalam kitab-Nya dan menyeru para hamba agar merenungkan penciptaannya, sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Aż-Žāriyāt, 51: 48, Gāfir, 40: 64, Al-Bagarah, 2: 22, Al-Gāsyiyah, 88:17-20, Al-Jāsiyah, 45: 3, dan masih banyak ayat-ayat yang lainnya.
Lihatlah bumi yang mati, kaku, dan tenang itu. Apabila Allah Swt. telah menurunkan air, maka ia bergerak, bergetar dan tumbuh, meninggi, dan menghijau. Dia menumbuhkan tanaman yang berpasang-pasangan dengan berbagai ragam, ukuran, bentuk, warna, dan manfaatnya serta buah-buahan, obat-obatan, dan padang rumput bagi hewan dan juga burung. Kemudian perhatikanlah bagaimana bagian-bagian bumi yang berdampingan itu disirami air yang sama, lalu tumbuhlah pasangan tanaman yang berbeda-beda dengan bermacam-macam warna, bentuk, bau, rasa, dan manfaat, sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Ar-Ra'd, 13: 4. Tidak lain itu adalah ciptaan Allah Swt.
Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, tiada Tuhan selain Dia. Kalaulah ini bukan salah satu ayat-Nya yang besar, tentu Dia tidak mengungkapkannya kepada hamba-hambaNya, dan tidak mengajak mereka untuk merenungkannya. Allah Swt. berfirman, Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah. Yang demikian itu karena sungguh Allah Swt., Dialah yang hak, dan sungguh Dialah yang menghidupkan segala yang telah mati, dan sungguh Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sungguh (hari) kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapapun yang di dalam kubur. (QS Al-Haji, 22:5-7).

Dalam ayat ini, kita melihat bahwa Tuhan menjadikan perenungan tentang ayat (bumi) ini dan ayat-ayat sebelumnya (penciptaan janin) sebagai dalil yang mengantarkan kepada pengetahuan tentang kelima Natijah (hasil/kesimpulan) ini, yaitu pengetahuan bahwa,
(1) Allah Swt.-lah Tuhan yang haq.
(2) Dialah yang menghidupkan yang mati,
(3) Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,
(4) Hari kiamat pasti datang,
(5) Allah Swt. membangkitkan semua yang di kubur.
(bnu'l Qayyim al-Jauziyyah, Miftāhu Dār al Sa ädati, Juz 2, 1416 H/1996 M: 31-32)

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Pada hari kiamat manusia berkeringat, hingga keringat mereka di bumi setinggi tujuh puluh hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga." (HR A-Bukhari-Muslim).
Hadis di atas menerangkan tentang dahsyatnya peristiwa yang terjadi pada hari kiamat dan sebagai peringatan dari berbagai perbuatan jelek. (Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 369).

- Medical Hadis :

Dari Anas Ra., sesungguhnya dirinya pernah bersama Nabi Saw. di sore hari menyantap hidangan roti yang terbuat dari gandum dan lemak cair yang sudah basi. Sungguh Nabi Saw. telah menggadaikan baju besi beliau kepada seorang Yahudi untuk mendapatkan makanan di Madinah. Lalu dengan itu beliau mendapatkan gandum untuk keluarga beliau. Dan sungguh aku mendengar beliau bersabda, "Tidak ada satu malam pun yang berlalu pada keluarga Muhammad di mana satu sa gandum atau satu sa' roti (yang tersisa)." Padahal beliau memiliki sembilan istri. (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma ādi fi Hadyi Khayril Ibādi, Juz 4, t.t. 330).

- Penjelasan Surah Al-Hajj Ayat 6-15 :

Ayat 6-10 masih meneruskan ayat sebelumnya dan Allah pasti merealisasikan peristiwa kiamat itu karena Dialah Allah Tuhan yang Hak. Dia pasti  menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Sungguh kiamat itu pasti datang dan Allah akan membangkitkan manusia yang sudah dikubur. Diantara manusia  membantah tentang  Allah tanpa ilmu, petunjuk dan kitab yang mencerahkan (wahyu) sambil memalingkan diri untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Orang-orang seperti itu akan hina di dunia dan di akhirat kelak akan Allah masukkan ke dalam azab neraka yang sangat  panas. Itulah balasan kejahatan yang mereka lakukan dan Allah sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya.

Ayat 11-13 menjelaskan sebagian manusia menaati Allah hanya berdasarkan yang mereka suka. Kalau mendapat kebaikan, tenanglah hatinya. Jika ditimpa keburukan, mereka menjauh dari Allah. Orang seperti ini merugi di dunia dan akhirat. Ia menyembah tuhan-tuhan yang tidak dapat memberi mudarat ataupun manfaat. Itulah kesesatan yang jauh. Tuhan yang diseru selain Allah tidak akan bisa menjadi penolong atau teman dekat di akhirat kelak.       

Ayat 14 menjelaskan sesungguhnya Allah pasti memasukkan kaum Mukmin yang beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya berbagai sungai. Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki-Nya.

Ayat 15 menjelaskan orang-orang yang tidak percaya bahwa Allah menolong Muhammad Saw. di dunia dan akhirat lebih baik gantung diri saja. Apakah perbuatan itu akan berguna menghilangkan kebencian terhadap dakwah Rasul Saw.? Tentu tidak ada gunanya.