بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 27 Juni 2025

Tadabbur Al Quran Hal. 420

Tadabbur Al-Quran Hal. 420
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Ahzab ayat 20 :

يَحْسَبُوْنَ الْاَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوْا ۚوَاِنْ يَّأْتِ الْاَحْزَابُ يَوَدُّوْا لَوْ اَنَّهُمْ بَادُوْنَ فِى الْاَعْرَابِ يَسْاَلُوْنَ عَنْ اَنْۢبَاۤىِٕكُمْ ۖوَلَوْ كَانُوْا فِيْكُمْ مَّا قٰتَلُوْٓا اِلَّا قَلِيْلًا ࣖ

Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan (yang bersekutu) itu belum pergi, dan jika golongan-golongan (yang bersekutu) itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badui, sambil menanyakan berita tentang kamu. Dan sekiranya mereka berada bersamamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.

- Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 20 :

Permintaan Rasulullah Saw saat perang Ahzäb kepada Nu'aim bin Mas'ud Ra. untuk mengadu domba antar kelompok sekutu menurut kemampuannya, mengindikasikan bahwa strategi tipu daya ketika melawan musuh dilegalkan, kalau hal itu mengantarkan pada kemenangan. Setiap strategi encapai kemenangan dan kemerdekaan dengan kekerasan (mengalirkan darah) diterima dalam pandangan Islam, asal bukan pelanggaran janjı dan pengkhianatan, Ini adalah sebagian dari kebijakan politik dan militer Rasulullah Saw yang tidak menafikan prinsip- prinsip etika Islami (Mustatà As-Sibai, As Sirah An Nabawlyyah, Durüs wa bar: 128).

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 20 :

Orang-orang munafik menyangka bahwa pasukan Ahzab yang Allah kalahkan dengan kekalahan terburuk tersebut belum pergi karena ketakutan dan sifat pengecut mereka yang sangat. Seandainya pasukan Ahzab itu kembali ke Madinah, niscaya orang-orang munafik itu berharap bila mereka tidak tinggal di Madinah, tetapi tinggal bersama orang-orang Arab Badui di pedalaman. Selanjutnya mereka akan mencari-cari kabar kalian dan bertanya-tanya tentang berita kalian dari jauh. Seandainya mereka berada diantara kalian, niscaya mereka tidak akan berperang bersama kalian kecuali sedikit, karena mereka sangat takut, lemah dan tidak memiliki keteguhan.

- Sirah Nabawi :

Allah Swt. mengatur seluruh perkara para hamba-Nya. Di tengah situasi genting tersebut, datanglah Nu'aim bin Mas'ud Al-Asyja'i Ra. yang berasal dari kabilah Gatafan. Dia berteman baik dengan kabilah Quraisy dan Yahudi. Ketika itu, Nu'aim Ra. berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku telah masuk Islam. Sementara kaumku tidak mengetahui keislamanku. Maka perintahkanlah kepadaku apa pun yang engkau kehendaki." Saw. berkata, "Engkau adalah orang satu-satunya (yang sudah masuk Islam). Apa saja yang bisa engkau lakukan, lemahkan kekuatan mereka menurut kesanggupanmu, karena sesungguhnya perang adalah siasat" Rasulullah Lalu Nu'aim berangkat menemui Bani Quraizah. Ketika Nu'aim Ra. datang, mereka pun memuliakannya. Dia berkata, "Kalian mengetahui kecintaanku kepada kalian, khususnya antara diriku dengan kalian. Sesungguhnya aku akan mengatakan suatu perkataan kepada kalian, maka rahasiakan aku." Mereka berkata, Ya.' Nư'aim Ra. melanjutkan, Kalian telah mengetahui apa yang terjadi pada Bani Qainuga' dan Bani An-Nadir. Kalian telah menampakkan dukungan kepada Quraisy dan Gatafan, padahal mereka tidak sama dengan kalian. Negeri ini adalah negeri kalian. Di sini terdapat harta benda, anak-anak dan istri-istri kalian. Kalian tidak akan memberikannya kepada yang lain. Sesungguhnya orang-orang Quraisy dan orang-orang Gatafan datang untuk memerangi Muhammad dan sahabat-sahabatnya. Sementara negeri, harta benda, dan istri-istri mereka (Gațafan dan Quraisy) berada jauh dari sini. Apabila mereka mendapatkan kesempatan, mereka pasti akan mengambilnya (harta benda). Jika tidak, mereka pun akan kembali ke negeri mereka dan meninggalkan kalian bersama Muhammad yang akan membalas dendam kepada kalian sekehendaknya.' Mereka bertanya, 'Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Nu'aim menjawab, Kalian tidak perlu berperang bersama mereka, kecuali setelah mereka memberikan jaminan-jaminan." Mereka menanggapi, Engkau telah memberikan pendapat yang tepat. Setelah itu, Nu'aim Ra. bergerak menemui kaum Quraisy dan berkumpul bersama para pemuka mereka. Dia berkata, 'Kalian mengetahui kecintaanku kepada kalian dan aku ingin menyampaikan nasihat kepada kalian. Mereka berkata, Ya benar. Kami akan merahasiakannya." Nu'aim Ra. pun memaparkan, "Sesungguhnya kaum Yahudi telah menyesal karena mereka telah melanggar perjanjian dengan Muhammad. Mereka khawatir kalian akan kembali dan meninggalkan mereka bersama Muhammad (yang isinya) bahvwa mereka hendak membawa jaminan dari kalian, lalu jaminan itu akan mereka serahkan kepadanya (Muhammad). Tentu saja mereka akan berpaling dari kalian dan Muhammad pun merelakan itu. Maka berhati-hatilah terhadap mereka. Apabila mereka meminta jaminan kepada kalian, kalian jangan memberinya." Lalu Nu'aim pergi menemui Gatafan. Dia mengatakan hal yang sama kepada mereka. Melalui strategi yang demikian, jiwa-jiwa pasukan sekutu Quraisy pun menjadi penuh keraguan, sehingga menimbulkan perpecahan. (Syaikh Safiyyurrahmān Al-Mubārakfūri, Ar-Rahiq A-Makhtūm; 204-205).

- Syamāil Muhammadiyyah :

Baju Besi Rasulullah Saw. (3)

Dari As-Sāib bin Yazid Ra., ia berkata, "Sesungguhnya Rasululullah Saw. mempunyai dua baju besi ketika pada perang Uhud beliau memakainya salah satu di antara keduanya. (Abu Isa At-Tirmiżi, Asy-Syamā ilu'l Muhammadiyyatu, 1413 H/1993 M: 101).

- Nasihat & Pelajaran :

(a) Di antara sarana perang yang digunakan oleh kaum muslimin dalam peperangan ini ialah penggalian parit. Perang dengan menggali parit ini merupakan peperangan yang pertama kali dikenal dalam sejarah bangsa Arab dan Islam. Karena taktik dan teknik peperangan seperti ini biasanya dikenal oleh bangsa Ajam (non-Arab). Seperti telah diketahui bahwa orang yang mengusulkan cara ini dalam perang Ahzab ialah Salman Al-Farisi. Nabi Saw, sendiri mengagumi usulan ini dan segera mengajak para sahabatnya untuk melaksanakannya.
(b) Kerja para sahabat bersama Rasulullah Saw. dalam menggali parit merupakan suatu pelajaran besar yang menjelaskan hakikat persamaan yang ditegakkan oleh masyarakat islam di antara seluruh anggotanya. la juga bukan sekadar slogan yang menarik untuk mengelabui masyarakat. Tetapi merupakan asas yang benar-benar memancarkan semua nilai dan prinsip Islam baik secara lahiriah maupun batiniah.
(Muhammad Sa'id Ramadan Al-Buti, Fiqhus Sirati, 1990 M: 218).

- Asbābun Nuzūl :

Permintaan Rasulullah Saw. saat perang Ahzab kepada Nu'aim bin Mas'ud Ra. untuk mengadu domba antar kelompok sekutu menurut kemampuannya, mengindikasikan bahwa strategi tipu daya ketika melawan musuh dilegalkan, kalau hal itu mengantarkan pada kemenangan. Setiap strategi mencapai kemenangan dan kemerdekaan dengan kekerasan (mengalirkan darah) diterima dalam pandangan Islam, asal bukan pelanggaran janji dan pengkhianatan. Ini adalah sebagian dari kebijakan politik dan militer Rasulullah Saw. yang tidak menafikan prinsip-prinsip etika Islami. (Mustafā As-Sibāi, As-Sirah An-Nabawiyyah, Durūs wa lbar: 128)

- Hadis Motivasi QS 33: 19 :

Dari Aisyah dia berkata, "Apabila Rasulullah diberi pilihan dari dua urusan atau pekerjaan yang salah satunya lebih mudah daripada yang lainnya, beliau memilih yang termudah selama yang termudah itu tidak mengandung dosa. Jika perkara itu mengandung dosa. beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri darinya." (HR Muslim. 2327)

- HADIS NIAGA QS A-Ahzāb, 33: 19 :

Perintah Menjauhi Sifat Kikir

Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Hindarilah kezaliman karena kezaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat kelak. Jauhilah kekikiran karena kekikiran telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan." (HR Muslim, 2578)

- AMAL NIAGA :

1. Jauhilah segala bentuk kezaliman karena kezaliman termasuk dosa besar yang membuat pelakunya mendapat kesulitan dan siksa yang berat pada hari Kiamat. Selain itu, dia tidak akan memiliki teman setia dan penolong dibakhirat kelak.
2. Berlaku adillah dalam segala urusan, termasuk dalam aktivitas jual-beli yang Anda jalani. Jauhi perbuatan zalim saat melakukan transaksi, baik saat Anda menjadi penjual maupun pembeli.
3. Hindarilah sikap tamak dan bakhil karena biasanya kedua hal tersebut akan mendorong Anda dalam perbuatan keji dan mungkar.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 16-22 :

1. Ayat 16-20 menjelaskan, Allah memerintahkan Rasul saw. untuk memberi tahu kaum munafik bahwa lari dari peperangan itu tidak akan bermanfaat bagi upaya menghindari kematian atau terbunuh. Mereka hanya diberi kesempatan hidup sedikit saja. Tidak akan ada yang bisa menghalangi jika Allah memberi mereka mudarat atau rahmat. Tidak akan ada Pelindung dan Penolong selain Allah.  
2. Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi orang lain berperang dan mengajak teman dan saudaranya utuk tinggal di rumah dan mengurusi urusan dunia. Sebenarnya mereka rakus terhadap ghanimah (harta  hasil perang) dan sangat penakut. Kalau rasa takut sudah hilang, mereka mencaci kaum mukmin dengan ucapan yang tajam. Mereka sebenarnya belum beriman, maka Allah batalkan semua amal mereka dan bagi Allah mudah saja. Mereka mengira pasukan Ahzab masih ada. Sekiranya pasukan Ahzab itu datang kembali ke  Madinah mereka ingin tinggal bersama orang-orang Badui sambil mencari-cari berita kaum  mukmin. Kalaupun mereka ikut berperang hanya sebentar saja. 
3. Ayat 21 dan 22 menjelaskan, dalam diri Rasul saw. terdapat teladan yang baik bagi orang yang berharap bertemu dengan Allah dan akhirat dan banyak berzikir pada Allah. Kaum mukmin itu saat melihat pasukan Ahzab berkata: inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Benarlah Allah dan Rasulnya. Kondisi itu hanya  menambah iman dan kepasrahan pada Allah.