بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Minggu, 30 Juni 2024

Tadabbur Al-Quran Hal. 386

Tadabbur Al-Quran Hal. 386
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 9 :

وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ  لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 9 :

Manakala istri Fir'aun melihat Musa, Allah menanamkan kecintaan ke dalam hatinya kepadanya. Dia berkata kepada Firaun: Anak ini akan menjadi sumber kebahagiaanku dan kebahagiaanmu, janganlah membunuhnyam siapa tahu kita bisa mendapatkan kebaikan darinya atau menjadikannya sebagai anak, sementara Fir'aun dan bala tentaranya tidak mengetahui bahwa kebinasaan mereka ada di tangan anak tersebut.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 9 :

Dari Abu Musa Al-Asy 'arı Re, ta berkata, "Rasulullah Saw bersabda, Manusia yang sempurna darí kalangan laki-laki sangat banyak. namun tidak ada tanusia sempurna di katangan wanita selain Maryam binti imran, Aisyah, dan istri Firaun Keutamaan Aisyah terhadap wanita-wanita lain, bagaikan keutamaan makanan Sarid dibandingkan seluruh makanan lain (Sarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah)" HR Bukhari, Sahihul Bukhäri, Jilid 3, Ne Hadis 3/69, 1400 H: 35).

- Kisah Nabi & Rasul :

Sebelum kelahiran Musa As., Fir'aun dalam tidurnya bermimpi melihat api yang datang dari arah Baitul Maqdis hingga meliputi rumah-rumah Mesir. Api itu membakar (penduduk) Qibti namun tidak menyentuh Bani Israil. Api itu pun membebaskan rumah-rumah Mesir. Kemudian Firaun mengundang para penyihir, ahli nujum, dan paranormal. la menanyakan kepada mereka tentang arti mimpinya itu. Mereka berkata, "Akan terlahir dari negeri ini seseorang yang akan menundukkan Baitul Muqadas, yang akan membawa Bani Israil, dan penyebab kehancuran Mesir. Mendengar semua itu, Fir'aun memerintahkan kepada Bani Israil agar tidak ada seorang anak laki-laki pun yang dilahirkan kecuali disembelih dan membiarkan anak-anak perempuan. Selain itu, Fir'aun pun memerintahkan supaya perempuan-perempuan yang sedang hamil disiksa hingga melahirkan. Namun ketetapan Allah tidak dapat dihindari. Allah telah menetapkan kematian orang-orang tua Bani Isrāil. Melihat kondisi seperti itu, pemimpin-pemimpin Qibti mendatangi Fir'aun dan mereka membicarakannya. Mereka berkata, "Sesungguhnya kaum mereka itu telah terkena kematian dan hampir-hampir saja semua pekerjaan itu ditangani oleh anak-anak kami yang masih muda-muda, anak-anak yang masih kecil dibunuh sedang yang tua-tua mulai tidak ada? Seandainya engkau memutuskan untuk membiarkan (hidup) sebagian dari anak laki-laki mereka." Maka, Fir'aun pun memutuskan dan memerintahkan supaya memberi selang setahun, yaitu anak-anak yang terlahir pada tahun itu dibunuh dan membiarkan pada tahun berikutnya. Pada saat tahun terhadap kelonggaran, yaitu tahun saat anak-anak yang terlahir dibiarkan hidup, lahirlah Harun. Sedangkan Musa, ia dilahirkan pada tahunsebelumnya, yaitu tahun pembunuhan seluruh anak-anak. Tatkala ibunda Musa melahirkan Musa, ia bersedih hati karenanya. Maka Allah mengilhamkan kepada ibunda Musa ... Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya, maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul. Kemudian ibunda Musa memanggil tukang kayu. Dibuatlah bagi Musa sebuah peti dimana alat pembukanya itu dari bagian dalam. Setelah selesai, Musa pun diletakkan di dalam peti itu dan dihanyutkanlah di sungai. Setelah peti kayu yang berisi Musa itu ditemukan oleh pelayan istri Firaun dan dibawa ke hadapan Firaun, Asiyah istri Fir'aun berkata, ..Dia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Berkatalah Firaun, "Penyejuk hati itu hanya bagimu, adapun saya tidak membutuhkan dia. (lbnul Ašir Al-Jazari, AF Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1: 131-132). M

- Riyāduş şālihin :

Abu Bakar As Siddiq Ra. berkata, "Aku melihat telapak kaki orang-orang musyrikin berada di atas kami, ketika kami sedang berada di dalam gua. Lalu aku berkata kepada Rasulullah Saw., Ya Rasulullah, seandainya salah seorang dari mnereka melihat ke bawah, niscaya ia akan melihat kita di dalam gua ini. Maka Beliau berkata, Wahai Abu Bakar, tidakkah engkau sadar jika ada dua orang, sesungguhnya Allah adalah yang ketiganya." (HR AI-Bukhari Muslim).

Hadiš di atas memberikan faedah:
(a) Kewajiban yakin kepada Allah Swt. dan memberikan ketenteraman kepada umat, serta pertolongan setelah mencurahkan kemampuan ketika jiwa manusia terancam.
(b) Pertolongan Allah Swt. pada para Nabi, pemimpin, dan para pengikutnya. Sebagaimana Allah Swt. berfirman, Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari kiamat). (QS Gāfir, 40: 51).
(c) Keberanian Rasulullah serta ketenangan hati dan jiwa beliau.
(Dr. Mustafa Sa'id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407H/1987 M:115-116).

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Musa Al-Asy'ari Ra., ia berkata "Rasulullah Saw. bersabda, "Manusia yang sempurna dari kalangan laki-laki sangat banyak, namun tidak ada manusia sempurna di kalangan wanita selain Maryam binti Imran, Aisyah, dan istri Fir aun. Keutamaan Aisyah terhadap wanita-wanita lain, bagaikan keutamaan makanan Sarid dibandingkan seluruh makanan lain (Sarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah)." (HR Al Bukhāri, Şahihul Bukhāri, Jilid 3, No. Hadis 3769, 1400 H: 35).

- Nasihat & Pelajaran :

Setelah Firaun mendengar takwil mimpinya dari para dukun, penyihir, dan ahli nujum, ia berusaha keras mencegah lahirnya Musa. la mengutus beberapa orang laki-laki dan bidan-bidan untuk berkeliling memeriksa yang sedang hamil walau mereka sudah mengetahui waktu-waktu kelahiran dari para wanita itu. Maka, tidaklah seorang wanita melahirkan anak laki-laki kecuali dibunuh pada waktu itu juga. Namun takdir berkata, "Wahai raja yang bertindak sewenang-wenang, yang tertipu dengan pasukan yang banyak, kemampuan yang luar biasa, dan kekuasaan yang sangat luas, sungguh Yang Mahaagung yang tidak bisa dikalahkan dan tidak bisa dihalangi, dan tidak bisa dihindari keputusan-Nya telah menetapkan keputusan; inilah anak yang kamu cegah kelahirannya. Sungguh karenanya kamu telah membunuh jiwa-jiwa yang tidak terhitung jumlahnya. Tidak ada yang mengurusnya kecuali di rumahmu dan di dalam kamarmu sendiri. Tidaklah ia makan kecuali dari makananmu sendiri dan tidaklah ia minum kecuali dari minumanmu sendiri. Di dalam istanamu dan kamulah yang akan mengangkatnya (sebagai anak),. yang akan mendidiknya dan membesarkannya, sedangkan kamu tidak mengetahui rahasia di balik makna semua itu. Kemudian setelah besar nanti di tangannyalah kehancuranmu, baik di dunia maupun diakhirat nanti, karena pengingkaranmu terhadap kebenaran nyata yang ia bawa dan pendustaanmu terhadap apa yang diwahyukan kepadanya supaya kamu dan seluruh makhluk mengetahui bahwa Tuhan pengurus langit dan bumi adalah yang melakukan apa yang Dia kehendaki. (Abul Fidā Al-Qurasyi, Qisasu Anbiyā, 1417 H/1977 M: 379-380).

- Hadis Motivasi QS 28: 9 :

Dari Anas dia berkata, "Rasulullah bersabda: Dijadikan kesenanganku dari dunia ada pada perempuan dan minyak wangi. dan dijadikan penyejuk hatiku ada dalam salat." (HR Nasa'i. 3939)

- HADIS NIAGA QS AI-Qasas. 28: 12 :

Kafālah dalam Islam

Dari Salamah bin Al-Akwa bahwasanya telah dihadapkan kepada Rasulullah jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah bertanya: "Apakah dia mempunyai utang?" Sahabat menjawab, "Tidak." Maka beliau menyalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain. Rasulullah pun bertanya: "Apakah dia mempunyai utang?" Sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah berkata: "Salatkanlah temanmu itu." Sementara itu, beliau sendiri tidak mau menyalatkannya. Lalu Abu Qatadah berkata, "Aku menjamin utangnya, wahai Rasulullah." Maka Rasulullah pun menyalatkan jenazah tersebut. (HR Bukhari, 2295)

- AMAL NIAGA :

Dalam akad kafālah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan. Kafālah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak. Rukun kafālah, di antaranya: (a) pihak penjamin (kafi), (b) pihak orang yang berutang (aşil, makfül 'anhu), (c) pihak yang berpiutang (makfül lahu), dan (d) objek penjaminan (makfül bihi). Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak dan tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah, penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah.

- Tadabbur Surah An-Naml Ayat 89-93 :

Ayat 89-93 dari surat An-Naml  ini menjelaskan beberapa hal berikut:

1. Siapa yang datang kepada Allah pada hari kiamat nanti membawa iman dan amal saleh maka akan dibalas dengan balasan yang lebih baik dan mendapat keamanan saat kiamat terjadi. Siapa yang membawa kekafiran, kemusyrikan dan kemunafikan maka akan dijerumuskan muka mereka ke dalam neraka. Itulah balasan yang setimpal. 
2. Allah memeritahkan Rasul Saw. agar menyembah-Nya,  Tuhan Pencipta Mekah dan Pemilik segala sesuatu, berserah diri pada-Nya dan membacakan Al-Qur’an kepada manusia. Hidayah itu urusan Allah. Dia akan perlihatkan ayat-ayat Kebesaran-Nya kepada manusia dan Dia tidak lengah terhadap apa saja yang mereka lakukan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 1-5 :

1. Ayat 1-5 dari surat Al-Qashash ini menjelaskan bahwa  ayat-ayat Al-Qur’an itu sangat jelas. Melalui Al-Qur’an, Allah ceritakan kisah Musa dan Fir’aun untuk kaum mukmin. Karakter Fir’aun itu ialah merasa tinggi (sombong) di atas muka bumi, memecah belah kaumnya, menindas segolongan dari mereka, membantai anak-anak laki-laki dan membiarkan hidup anak perempuan. Fir’aun itu benar-benar sebagai perusak di atas muka bumi. 
2. Allah tidak rela bila ada manusia memperbudak dan menindas masnusia lainnya. Sebab itu, Dia hendak memberikan nikmat-Nya kepada kaum Musa yang tertindas itu dan menjadikan mereka para pemimpin dan pewaris bumi, jika mereka siap menjalankan sistem-Nya.