Halaman

Minggu, 19 Mei 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 379

Tadabbur Al-Quran Hal. 379
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Naml ayat 30 :

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم

Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,

- Tafsir Al Muyassar An-Naml ayat 30 :

Kemudian sang ratu menjelaskan isinya, dia berkata: Sesungguhnya ia dari Sulaiman, sesungguhnya ia dibuka dengan: Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

- Hadis Sahih An-Naml ayat 30 :

Dari Ibnu Abbas, ia berkata "Abu Suftyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya bahwa Heraklius (raja Romawi) pernah mengutusnya kepada sekelompok orang Quraisy yaitu para pedagang di Syam, setelah itu para pedagang tersebut menemuinya lalu perawi menyebutkan riWayat hadis ia berkata, Kemudian Heraklius meminta surat Rasululah Saw Ketika dibaco ternyata di dalamnya tertulis ismilfahirrahmänirrohimi yang artinya 'Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang' darí Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya kepada Hiraklius, raja Romawi, salam kesejahteraan bagi yang mengikuti petunjuk. Amma ba'du" (HR Bukhäri. Sahihul Bukhãi, Juz 4, No Hadis 6260, 1400 H: 143)

- Tafsir Ibnu Kasir :

Allah Swt. memberitahu mengenai ucapan Sulaiman As. yang ditujukan kepada burung Hudhud ketika Hudhud memberitakan tentang negeri Saba dan ratunya,  { Dia (Sulaiman) berkata, "Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta. } (QS An-Naml, 27: 27) yakni, apakah kamu benar dengan beritamu ini, ..atau termasuk yang berdusta. tentang ucapanmu itu, (jika dusta), maka aku akan menghukummu sebagaimana aku janjikan kepadamu. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan. (QS An-Naml, 27: 28). Begitulah Sulaiman As. menulis surat kepada Ratu Balqis dan kaumnya, lalu surat itu diberikan kepada Hudhud untuk dibawanya. Ada yang mengatakan bahwa surat itu dibawa dengan sayapnya, sebagaimana kebiasaan para burung. Ada pula yang mengatakan, dengan paruhnya. Hudhud pergi menuju negeri mereka, kemudian sampailah ke istana Balqis. la menuju sebuah tempat tersendiri, yang mana Ratu Balqis biasa menyendiri di tempat itu. Dijatuhkanlah surat itu tepat di hadapan Ratu Balqis, kemudian Hudhud berpaling darinya dengan sopan santun. Balqis heran dengan apa yang ia lihat, hal itu mengejutkannya. Kemudian ia mengambil surat itu lalu membuka dan membacanya, ternyata isinya, { Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. (QS An-Naml, 27: 30-31), maka pada saat itu juga ia mengumpulkan para pangeran dan para menteri serta para pembesar kerajaan. Kemudian ia (Balqis) berkata kepada mereka, {(Dia (Balqis) berkata, "Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia. (QS An-Naml, 27: 29) yakni, dengan kemuliaan hal yang menakjubkan yang ia lihat, yaitu sikap burung yang menghadap kepadanya dengan menjatuhkan surat kepadanya, lalu pergi dengan penuh kesopanan. Hal ini tak mampu dikuasai raja mana pun, dan tak ada cara bagi mereka untuk bisa melakukan hal seperti itu. Lalu Ratu Balqis membacakannya pada mereka, Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. (QS An-Naml, 27: 30-31), maka mereka pun tahu bahwa surat itu dari seorang nabi Allah Sulaiman As., dan sesungguhnya mereka bukanlah tandingannya. Surat ini begitu indah. ringkas dan fasih, yang menghasilkan makna dengan ungkapan yang termudah dan terindah. Para ulama mengatakan, "Tidak ada yang menulis (di surat) Bismillähirrahmānirrahim, sebelum Sulaiman As." (Ibnu Kasir Tafsirul Qur'ānil Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 403).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Hakim bin Hizam Ra., dari Nabi Saw. beliau bersabda, "Orang yang bertransaksi jual beli berhak memilih selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, keduanya mendapatkan keberkahan dalam jual beli. Tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, keberkahan jual beli antara keduanya hilang." (HR Al-Bukhari-Muslim)

Hadiš di atas memberikan faedah:

a) Wajib memperlihatkan kekurangan-kekurangan pada barang dagangan dan haram menyembunyikanya. Apa-bila diketahui terdapat kecacatan pada barang tersebut, pembeli berhak untuk membatalkan jual beli itu.
(b) Berdusta merupakan sebab hilangnya keberkahan. (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādiş Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 89-90).

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadan. Kemudian ada orang yang datang mencuri makanan, lalu aku menangkapnya. Lalu aku katakan, "Demi Allah, aku pasti akan mengadukanmu kepada Rasulullah Saw." Orang itu berkata, "Sungguh aku sedang butuh, keluargaku banyak, dan aku sangat membutuhkannya." Abu Hurairah Ra. berkata, "Lalu aku melepaskannya." Di pagi hari, Nabi Saw. bersabda, "Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?" Aku katakan, "Wahai Rasulullah, dia mengadukan kebutuhannya dan keluarganya yang mendesak, sehingga aku mengasihaninya dan aku lepaskan." Beliau Saw. bersabda, "Dia telah membohongimu, dia akan kembali." Peristiwa ini berulang hingga tiga kali. Pada peristiwa yang ketiga kalinya, setelah aku laporkan kepada Rasu-lullah Savw. bahwa dia mengajarkan kepadaku bacaan ayat Kursi 'Alāhu Lã illāha illa Huwal Hayyul Qayyũm, sampai akhir ayat, dan dia berkata, "Sesungguhnya kamu akan berada dalam penjagaan Allah dan tidak akan ada setan yang mendekatimu sampai pagi." Maka Rasulullah Saw. bersabda,*Dia telah berkata benar padahal dia pendusta. Kamu tahu siapa yang engkau ajak bicara selama tiga malam, hai Abu Hurairah?" Abu Hurairah Ra. berkata, Tidak.' Beliau Saw. bersabda, "Dia itu setan." (HR Bukhari, Sahih Bukhāri, Juz 3, No. Hadiš, 5010, 1422 H: 342).

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Surga dan neraka saling berbantahan. Neraka berkata, Orang-orang congkak dan sombong memasukiku. Dan Surga berkata, 'Orang-orang lemah dan orang-orang miskin memasukiku.' Lalu Allah berfirman kepada neraka, 'Engkau adalah siksaan-Ku, denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku kehendaki atau boleh jadi sabdanya, Denganmu Aku menimpakan (azab)
pada siapa saja yang Aku kehendaki. Dan Allah berfirman kepada surga, 'Engkau adalah rahmat-Ku, denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku kehendaki dan masing-masing dari kalian berdua berisi penuh." (HR Muslim) (Işāmuddin Aş-Sabābati, Jāmiul Ahādisi1 Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 297),

- Tadabbur Surah An-Naml Ayat 23-35 :

Ayat 23-35 meneruskan kisah Sulaiman  dan Hud-Hud sebelumnya. Hud-Hud menjelaskan bahwa negeri Saba’ dipimpin seorang ratu. Namun, disayangkan mereka menyembah matahari, bukan Allah yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Hanya Dia yang berhak disembah dan memiliki Arasy yang Maha-agung. Mendengar cerita itu, Sulaiman ingin menguji Hud-Hud apakah ceritanya benar atau tidak. Untuk itu, Sulaiman menyerahkan suratnya untuk disampaikan kepada Raja Saba’. Hud-hud pun terbang menuju Kerajaan Saba’ dengan penuh semangat seorang prajurit yang taat. 
Setelah surat itu sampai, Ratu Saba’ menyampaikannya kepada para  pembesarnya bahwa ia mendapat surat mulia dari Sulaiman yang dimulai dengan Bismillah ar-Rahman ar-Rahim. Isinya singkat, tapi padat, yakni,  jangan kalian membangkang kepada saya dan datanglah kepada saya dalam keadaan  menyerah. Lalu sang Ratu meminta pendapat para pembesarnya sebelum mengambil keputusan. Para  pembesarnya mengatakan: Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang tangguh. Apa pun  perintah Tuan akan kami lakukan. Mendengar ucapan itu, sang Ratu menyadari kekuatan Sulaiman yang tiada tandingannya dan berkata:  Jangan kita lawan. Biasanya bila raja-raja itu masuk ke suatu negeri, mereka akan memporak-porandakannya dan menghinakan orang-orang yang  mulianya. Mereka pasti lakukan itu. Lebih baik saya utus delegasi yang akan memberikan hadiah kepada Sulaiman. Lalu kita lihat nanti apa hasilnya.

- Hadis Motivasi QS 27: 23 :

Dari Anas bin Malik dari Rasulullah. beliau bersabda: "Pergi keluar berperang di jalan Allah pada awal (pagi) hari atau pergi keluar berperang pada akhir (siang) hari lebih baik dari pada dunio dan seisirnya. Dan sungguh panjang (sehasta) busur parnah seorang dari kalian di surga atau tempat (sarung) cambuknya lebih baik dari dunia dan seisinya. Dan seandainya seorang perempuan (bidadari) penduduk surga muncul di tengah penduduk Bumi niscaya dia akan menerangi yang ada di antara keduanya (cakrawala langit dan Bumi), dan aroma wanginya akan memenuhi cakrawala itu, dan sungguh kerudung yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR Bukhari, 2643)

- HADIS NIAGA  QS An-Naml, 27: 34 :

Menjauhi Sikap Zalim dalam Memimpin

Dari Ma'qil bin Yasar dia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin bawahannya, yang pada hari kematiannya, dia masih berbuat curang atau menipu bawahannya, kecuali Allah mengharamkan surga atasnya." (HR Bukhari 7150;Muslim, 142)

- AMAL NIAGA :

1. Jadilah pemimpin yang memperbaiki dan mengubah keadaan bawahannya.
Membuat bawahan yang pada awalnya tidak sejahtera menjadi sejahtera, yang pada awalnya malas menjadi rajin, yang pada awalnya pesimis menjadi optimis.
2. Menjadi pemimpin adalah salah satu cara berjuang di jalan Allah. Dia tidak hanya memikirkan kemaslahatan dirinya sendiri, tetapi juga kemaslahatan orang lain.
3. Jauhilah sikap zalim atau otoriter dalam memimpin. Walaupun seseorang memiliki kekuasaan, hendaklah dia tetap bisa menguasai ego dan kepentingan pribadinya. Utamakanlah kepentingan bersama terlebih dahulu.