Halaman

Sabtu, 24 Februari 2024

TAHUKAH ANDA BAGAIMANA RASANYA BILA DI GHIBAHI?

Tematik (190)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

TAHUKAH ANDA BAGAIMANA RASANYA BILA DI GHIBAHI?
 
Akhuukum Fillaah :
Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

NIKMATNYA DI GHIBAHI

Anda Pernah di Ghibah orang...?
Apa yang anda rasakan...?
Gak enak kan...?
Hati panas dan geram rasanya...!

Padahal bila kita pikirkan...
Di Ghibahin itu nikmat...
Karena kita terus mendapatkan aliran pahala tiap saat dari orang yang menggibahi kita tanpa harus beramal...

Dalam hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam,   
 
“Apabila seseorang mencelamu dengan aib yang ada pada dirimu. Janganlah kamu mencelanya dengan aib yang kamu tahu ada padanya. Niscaya pahalanya untukmu dan dosa untuk dia." 
[HR. Ibnu Mani’]

Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata :  
 
“Siapa yang ingin mengetahui kekurangan yang ada pada dirinya, maka ada empat cara :

1. Duduklah di hadapan seorang syaikh yang amat faham mengenal kesalahan diri. Ia akan memberitahumu dan memberi obatnya. Namun cara ini amat jarang di zaman ini.

2. Memiliki teman yang jujur yang mengingatkan kesalahannya. Dahulu Umar bin Khathab berkata, 
 
“Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan aib-aib kami.” Demikian pula salafus shalih terdahulu suka bila ada yang mengingatkan kesalahannya. Sedangkan di zaman ini, orang yang mengingatkan kesalahan kita mungkin orang yang paling tidak kita sukai.

3. Mendengar dari lisan musuh. Karena mata yang memusuhi biasanya akan memperlihatkan aib sekecil apapun. Ini lebih bermanfaat untuk mengenal aib sendiri di bandingkan teman yang menjilat.

4. Bergaul dengan manusia. Sesuatu yang tercela di antara mereka jauhilah.

[Lihat Kitab Mukhtashar Minhajil Qashidin hal 156].

KAFARAH BAGI PELAKU GHIBAH

Syaikh Shalih Al-Fauzan menjawab : 
 
"Adapun ghibah sendiri hukumnya haram, dan termasuk salah satu dari dosa besar. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala telah melarang hamba- Nya dari praktek ghibah."

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

*يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ*

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”  
[QS. Al-Hujurat : 12]

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 

*كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ*

“Setiap muslim dengan muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya, dan haram kehormatannya.”  
[HR. Muslim No. 2564]

Maka ghibah adalah perbuatan haram, dan salah satu dari dosa besar dan perbuatan yang menjijikkan.

Lalu apa itu ghibah...?

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa salam telah menjelaskan makna dari ghibah ketika di tanya tentang perkara tersebut.

Rasululllah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

*ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ*

“Yaitu engkau menyebutkan sesuatu yang tidak di sukai oleh saudaramu”

Sahabat bertanya :

*أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ...؟*

“Bagaimanakah pendapat anda, jika itu memang benar ada padanya?"

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

*إِنْ كَانَ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدِ اْغْتَبْتَهُ, وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ*

“Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya.”  
[HR. Muslim No. 2579]

Sehingga, ghibah adalah sebagai mana yang telah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sebutkan, yakni :  
“Engkau menyebutkan tentang saudaramu hal yang tidak dia sukai.”

Maka jika saudaramu tidak ada di sampingmu ketika engkau menyebutkan hal-hal yang tidak dia sukai. Maka sungguh engkau telah mengghibahinya, menjatuhkan harga dirinya, dan engkau telah berdosa dengan dosa yang besar.

Apabila engkau menyesali perbuatan tersebut dan bertaubat kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Maka sesungguhnya pintu taubat terbuka untukmu. Akan tetapi, ini adalah perbuatan kepada sesama makhluq. Dan di antara syarat di terimanya taubat adalah engkau menyucikan orang yang telah engkau ghibahi. Oleh karena itu, wajib atasmu untuk menyambung hubungan baik dengan saudaramu dan engkau menyampaikan hal tersebut kepadanya, dan engkau meminta maaf kepadanya. Namun, jika hal tersebut justru mengkhawatirkanmu berdampak pada kerusakan yang lebih besar. Maka, cukup engkau mintakan ampunan untuknya kepada Allah Ta’ala dan memuji-muji dia.

Demikian faedah ilmiyah dan mau’izhoh hasanah pada hari ini. Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita di atas sunnah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan tidak berbicara agama dengan menggunakan akal dan hawa nafsu melainkan dengan dalil yang shahih sesuai dengan pemahaman para ulama salaf.

 *والله اعلم بالصواب وهو ولي التوفيق والهداية*
 *وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم*
 *سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك*

Barakallahu fiikum..........