Halaman

Rabu, 21 Februari 2024

Tadabbur Al Quran Hal 360

Tadabbur Al-Quran Hal. 360
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Furqan ayat 10 :

تَبٰرَكَ الَّذِيْٓ اِنْ شَاۤءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِّنْ ذٰلِكَ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ وَيَجْعَلْ لَّكَ قُصُوْرًا

Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya Dia jadikan bagimu yang lebih baik daripada itu, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan Dia jadikan (pula) istana-istana untukmu [1056].

- [1056] Maksudnya; Jika Allah menghendaki, niscaya dijadikan-Nya untuk Nabi Muhammad syurga-syurga dan istana-istana seperti yang bakan diperoleh beliau di akhirat. Tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian agar manusia itu tunduk dan beriman kepada Allah bukanlah dipengaruhi oleh benda, melainkan berdasarkan kepada bukti-bukti dan dalil yang nyata.

- Asbabun Nuzul Al-Furqan ayat 10 :

Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Khaitsamah bahwa dikatakan kepada Nabi saw., "Kalau kamu mau, Kami akan memberimu kunci dan gudang kekayaan dunia, tanpa mengurangi pahalamu di sisi Kami di akhirat. Tapi kalau kamu mau, Aku akan menggabungkan keduanya untukmu di akhirat." Beliau menjawab, "Kumpulkan saja keduanya untukku di akhirat." Maka turunlah ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar Al-Furqan ayat 10 :

Begitu agung berkah Allah dan betapa banyak kebaikan Allah. Jika Dia menghendaki dirimu wahai Rasul untuk mendapatkan kebaikan lebih dari yang mereka angan-angankan untukmu, niscaya Allah akan menjadikan untukmu kebun-kebun yang banyak di dunia yang disela-selanya ada sungai, dan akan menjadikan istana yang sangat besar untuk dirimu.

- Tazkiyyatun Nafs :

Allah Swt. berfirman, { Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal }. (QS Ar-Rahmān, 55: 26-27). Kefanaan yang disebutkan di dalam ayat ini adalah kebinasaan dan ketiadaan. Allah Swt. mengabarkan bahwa segala sesuatu di muka bumi ini akan tiada dan mati, sementara "Wajah" Allah Swt. tetap. Hal ini seperti firman-Nya, Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS Al-Anbiyā, 21:35).

Menurut Al-Kalby dan Muqātil, ketika ayat ini turun, maka para malaikat berkata, (Semua penghuni bumi akan binasa. Ketika Allah Swt. menurunkan ayat, Dan tetap kekal Wajah Rabbmu..., mereka bertambah yakin tentang adanya kebinasaan itu. Asy-Sya'by berkata, "lika engkau membaca ayat, Semua yang ada di bumi itu akan binasa., janganlah engkau berhenti hingga engkau melanjutkan, Dan, tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

Ini menunjukkan kedalaman ilmu dan pemahamannya tentang Al-Qur'an. Sebab, yang dimaksud dalam ayat ini adalah pengabaran tentang kebinasaan apa pun yang ada di muka bumi dan ketetapan"Wajah" Allah Swt. Redaksi ayat ini dimaksud hanya untuk memuji-Nya sebagai satu-satunya yang Baqā (kekal). Sementara tidak ada pujian yang layak diberikan jika hanya disebutkan kefanaan makhluk. Pujian diberikan kepada keberadaan-Nya setelah kefanaan makhluk-Nya. Hal ini seperti firman-Nya, ...Tiap-tiap sesuatu pasti binasa kecuali Wajah Allah Swt... (QS Al-Qaşaş, 28: 88).

Sedangkan kefanaan yang dikenal di kalangan sufi berbeda dengan makna di atas. Kefanaan yang mereka isyaratkan lewat ayat ini adalah hilangnya hati, pengasingannya dari alam ini, dan kebergantungannya kepada Zat Yang Mahatinggi dan yang memiliki Bagā (kekekalan), serta yang tidak dijamah kefanaan. Siapa yang membuat dirinya fana dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya serta menghendaki Wajah-Nya, maka kefanaan ini akan mengantarkannya kepada kedudukan Bagā". Ayat ini memberi isyarat bahwa hamba sangat perlu untuk tidak bergantung kepada siapa pun yang fana dan tidak meninggalkan yang Baqā, yaitu Zat yang memiliki kebesaran dan kemuliaan. Seakan-akan ayat ini berkata, Jika engkau bergantung kepada yang fana, maka kebergantungan ini akan berakhir saat ia fana. Namun jika engkau bergantung kepada yang Bagā' dan tidak fana, maka kebergantunganmu kepadanya tidak akan terputus dan akan terus berlanjut."

Kefanaan yang bisa diterjemahkan di sini adalah puncak dan akhir kebergantungan, yang berarti merupakan pemutusan dari selain Allah Swt. dari segala sisi.

Fana kebalikan dari Bagā. Yang Bagā dapat Baqa' dengan sendirinya tanpa membutuhkan pihak lain yang membuatnya Bagā, karena Bagā-nya merupakan keharusannya. Yang seperti ini adalah Allah Swt. semata, sedangkan selain-Nya menjadi Bagā karena Bagā -nya Allah Swt., yang dirinya tidak memiliki baqā' yang hakiki. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Madariju As-sālikin Manāzilu lyyāka Nabudu wa lyyākaNasta inu, Juz 1, t.t.: 443-445).

- Riyāduş sālihin :

Dari Abdullah bin Umar Ra., dia berkata, "Rasulullah Saw. pernah memegang pundakku dan bersabda, "Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara." ibnu Umar Ra. juga berkata, "Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu." (HR Al-Bukhāri). (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 495 )

- Medical Hadiš :

Dari Anas Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Dijadikan kesenanganku dari dunia ada pada wanita dan minyak wangi dan dijadikan penyejuk hatiku ada dalam salat." (HR An-Nasāi). (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tafsirul Qayyimu, t.t.: 260).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Tib (Parfum, wewangian)

Tib merupakan santapan jiwa yang menjadi kendaraan bagi kekuatan sehingga kekuatan itu bisa meningkat sekian kali lipat. Wewangian itu juga berfungsi menjaga kesehatan dan menyingkirkan hal-hal yang mengganggu. Keberadaannya menjadi sebab kekuatan tabiat. Selain itu, juga dapat merangsang nafsu makan dan minum, menimbulkan kesenangan, menjalin pergaulan dengan orang-orang yang dicintai, mendatangkan hal-hal yang disenangi dan menyingkirkan hal-hal yang kurang disenangi jiwa, seperti keberadaan orang-orang yang murung dan susah karena bergaul dengan mereka dapat melemahkan kekuatan, mengimbaskan kemurungan, dan kesusahan. Pergaulan dengan orang-orang yang murung-bagi jiwa itu tak ubahnya sakit demam bagi badan, dan sama dengan bau yang tidak sedap. Karena itu, Allah Swt. berkenan melarang para sahabat untuk bergaul dengan Rasulullah Saw. dengan cara itu. Allah berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil, maka masuklah, dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi Saw. sehingga dia (Nabi Saw) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah Swt. tidak malu (menerangkan) yang benar.. (QS Al-Ahzāb, 33: 53).

Nabi Savw. senantiasa menggunakan wewangian dan sangat tersiksa dengan bau yang tidak sedap. Dengan perkataan lain, wewangian merupakan sesuatu yang paling disukai oleh beliau. (Ibnu'l Qayyim Al Jauziyyah, Zãdul Ma adi fi Hadyi Khayril Tbādi, Juz 4, t.t. 336-337).

- Tadabbur Surah Al-Furqan Ayat 3-11 :

Ayat 3-11 menjelaskan tiga masalah penting, yaitu:

- Perilaku kaum musyrikin dan kafir. 
- Kekuasaan dan Kebenaran Allah. 
- Kebenaran Al-Qur’an dan Rasulullah saw.  

Orang-orang musyrik itu menyembah tuhan-tuhan palsu selain Allah. Padahal tuhan-tuhan tersebut tidak bisa menciptakan apa pun dan mereka sendiri diciptakan, bahkan  tidak bisa menahan mudarat dan tidak pula bisa memberi manfaat pada diri mereka sendiri. Apalagi menguasai kematian dan kebangkitan.  

Orang-orang kafir juga menuduh Al-Qur’an itu kebohongan yang diada-adakan Nabi Muhammad saw. dan mendapat bantuan orang lain.  Dengan ucapan seperti itu, mereka telah melakukan kezaliman dan menyebarkan berita bohong.  Mereka juga mengatakan Al-Qur’an itu adalah cerita dongeng yang ditulis, kemudian dibacakan kepada Muhammad Saw. setiap pagi dan sore. Sebab itu, Allah perintahkan Rasul Saw. menjelaskan kepada mereka bahwa Al-Qur’an itu diturunkan Allah yang mengetahui rahasia langit dan bumi. 

Al-Qur’an itu diturunkan agar manusia mendapat ampunan dan rahmat Allah. Kaum kafir itu juga meragukan kerasulan Muhammad Saw. karena Rasul itu masih makan, pergi ke pasar, tidak ada malaikat yang mendampinginya dalam memberi peringatan, tidak diturunkan harta kekayaan dari langit dan tidak punya kebun yang luas. Sebab itu, mereka menuduhnya mengikuti tukang sihir. Semua tuduhan yang mereka arahkan kepada Rasul Saw.  menyebabkan mereka tersesat sehingga tidak bisa meniti jalan yang benar. 

Allah Mahakuasa menciptakan kebun-kebun yang mengalir di bawahnya sungai-sungai  untuk Muhammad Saw. dan juga istana. Kalaupun Allah wujudkan, mereka tidak meyakini hari kiamat. Allah sediakan neraka bagi mereka yang tidak meyakininya.