Halaman

Kamis, 19 September 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 395

Tadabbur Al-Quran Hal. 395
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 80 :

وَقَالَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ اللّٰهِ خَيْرٌ لِّمَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ۚوَلَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الصّٰبِرُوْنَ

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.”

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 80 :

Orang-orang yang diberi ilmu tentang Allah dan syariatNya dan mengetahui hakikat perkara yang sebenarnya berkata kepada orang-orang yang berkata: Seandainya kami diberi apa yang telah diberikan kepada Qarun. Mereka berkata: Celakalah kalian, bertakwalah kalian kepada Allah dan taatilah Dia. Pahala Allah bagi siapa yang beriman kepada-Nya dan kepada utusan-utusan-Nnya serta melakukan amal-amal shalih adalah lebih baik daripada apa yang diberikan kepada Qarun. Namun nasihat ini tidak akan diterima, diresapi dan diamalkan kecuali oleh orang yang berjihad melawan dirinya, sabar dalam ketaatan kepada Rabb-nya dan menjauhi kemaksiatan kepada-Nya.

- Riyadus Salihin Al-Qasas ayat 80 :

Dari Abu Sa'id A-Khudriy Ra sesungguhnya ada beberapa orang dan kalangan Ansar meminta (pemberian sedekan) kepada Rasuullah Saw lalu beliau memberi, Kemudian mereka meminta kumbal, lalu belia memberi Kemudian mereka meminta kembali, lalu beliau memberi lagi hingga habis apa yang ada pada beliau Kemudian beliau Saw. bersabda, Ada-apa yang ada padaku dari kebaikan (harta), sekali-kali tidaklah aku akan menyembunyikannya dari kalian semua. Namun barangsiapa menahan (menjaga diri dari meminta-minta). maka Allah Siwt akan menjaganya dan barangsiapa yang meminta kecukupan, maka Alah Swt akan mencukupkannya dan barangsiapa yang menyabarkan dirinya, maka Alah Swt akan memberinya kesabaran. Dan tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada
(diberikan) kesabaran (HR Bukhari dan Muslim) (An Nawsw, Riyadus Sāihin, No. Hadis 26, 2010 M: 24-25)

- Riyāduş Şälihin :

Dari Abu Said Al-Khudriy Ra., sesungguhnya ada beberapa orang dari kalangan Anshār meminta (pemberian sedekah) kepada Rasulullah Saw., lalu beliau memberi. Kemudian mereka meminta kembali, lalu beliau memberi. Kemudian mereka meminta kembali, lalu beliau memberi lagi hingga habis apa yang ada pada beliau. Kemudian beliau Saw. bersabda, "Apa-apa yang ada padaku dari kebaikan (hata), sekali-kali tidaklah aku akan menyembunyikannya dari kalian semua. Namun, barangsiapa menahan (menjaga diri dari meminta-minta), maka Allah Swt. akan menjaganya dan barangsiapa yang meminta kecukupan, maka Allah Swt. akan mencukupkannya dan barangsiapa yang menyabarkan dirinya, maka Allah Swt. akan memberinya kesabaran. Dan tidak ada Suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada (diberikan) kesabaran." (HR Al-Bukhāri.-Muslim).
Hadiš di atas mengandung beberapa faedah:
(a) Nabi Saw. memiliki akhlak mulia, berupa lapang dada dan dermawan. Orang kaya itu bukan karena banyaknya harta benda, namun kaya hati. Di samping dorongan untuk bersikap Qana 'ah (kerelaan atas bagiannya yang diterima) dan iffah (penjauhan diri dari hal-hal yang tidak baik atau hina).
(b) Akhlak mulia dan sifat-sifat terpuji akan diperoleh melalui kesabaran.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 58-59).m

- Medical Hadiš :

Dari Asma binti Umais Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda kepadaku, "Dengan apa kamu minum untuk menyembuhkan sakit perutmu? Aku menjawab, Dengan Syubrum. Beliau bersabda, Panas. Aku berkata, "Kemudian aku meminum obat sakit perut dengan menggunakan Sanā, Lantas beliau bersabda, Seandainya ada sesuatu yang bisa menyembuhkan mati, maka itu adalah Sanā, dan Sanā adalah obat dari kematian." (HR Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan Ahmad, dan redaksi ini versi Ibnu Mājah). (Hadis Daif. Sahih wa paif Sunan lbni Mājah, no. 3461, Sahih wa pa'if Sunan At-Tirmiži, no. 2081). ((bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 253).

- Tibbun Nabawi :

Hubungan Sabar dengan Kesehatan

Sabar merupakan bagian dari iman, seperti halnya kepala merupakan bagian dari jasad. Sabar ada tiga macam, yaitu: (1) sabar melaksanakan kewajiban dari Allah Swt. sehingga tidak menelantarkannya, (2) sabar menjauhi hal-hal yang diharamkan Allah Swt. sehingga tidak mengerjakannya, (3) sabar menerima Qada dan Qadar Allah Swt. sehingga tidak marah karenanya. Siapa yang mampu menyempurnakan tiga tahapan ini, maka sempurnalah sabarnya. Kesenangan di dunia dan kenikmatan akhirat serta keberuntungan, ada pada sabar dan iman. Seseorang tidak sampai kepada iman kecuali dengan menyeberangi jembatan sabar, sebagaimana seseorang tidak bisa sampai ke surga kecuali dengan melewati Sirātul-Mustaqim. Mayoritas penyakit badan dan hati berasal dari tidak adanya sabar. Hanya sabarlah yang bisa menjaga kesehatan hati dan badan serta jiwa. Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar dan mencintai mereka, serta mengulurkan pertolongan kepada mereka.
(lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma ādi fi Hadyi Khayril lbadi, Juz 4, t.t.: 332-333).

- Hadis Motivasi QS 28: 83 :

Dari Samurah bahwa Rasulullah bersabda: "Pada malom (lsra dan Mikraj), aku ditemui oleh dua malaikat yang mengajakku mendaki sebuah pohon. Lalu. keduanya memasukkarn aku ke sebuch negeri (kampung) yang terbaik dan paling utama yang aku belum pernah melihat yang lebih baik darinya. Kedua malaikat itu berkata: 'Adapun negeri ini adalah kampungnya syuhada (orang-orong yang mati syahid)'." (HR Bukhari. 2638)

- HADIS NIAGA QS AI-Qasaş, 28: 82 :

Mensyukuri yang Sudah Didapat, meskipun Sedikit Dari Nu'man bin Basyir , dia berkata bahwa Nabi bersabda: "Barang siapa yang tidak mampu mensyukuri yang sedikit, dia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak. Barang siapa yang tidak bisa berterima kasih kepada manusia, dia tidak akan bersyukur kepada Allah. Membicarakan nikmat Allah adalah bentuk syukur, sedangkan meninggalkannya adalah bentuk kufur Berjamaah adalah rahmat, sedangkan berpecah belah adalah azab." (HR Ahmad, 18544)

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan tidak boleh mengeluh dengan modal yang kecil sehingga membuatnya malas untuk menjalankan perniagaannya.
2. Keberhasilan seorang niagawan tidak dilihat dari seberapa besar kepemilikannya, tetapi dilihat seberapa pandai dia menggerakkan modal yang ada sampai mendapatkan laba; tanpa melihat besar atau kecilnya modal tersebut.
3. Lakukanlah transparansi keuangan sebagai bentuk rasa syukur. Jangan mengada-ada, tetapi juga jangan meniadakan hasil yang telah didapat.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 78-84 :

1. Ayat 78-84 meneruskan kisah Qarun sebelumnya dan akibat buruk kebanggaannya pada harta, di dunia maupun di akhirat. Qarun tidak mau mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah khususnya zakat dan infak karena ia meyakini semua harta yang ia miliki itu adalah hasil kehebatan dan kepintarannya. Padahal, betapa banyak manusia sebelum-nya yang lebih kaya dan lebih kuat darinya yang Allah hancurkan karena kufur nikmat seperti yang dilakukannya.
2. Qarun bukan hanya tidak mau menunaikan kewajiabn hartanya yang Allah tetapkan, bahkan memamerkan hartanya di tengah-tengah masyarakat. Orang-orang yang silau dengan harta dan di hatinya tertanam kecintaan pada dunia tergoda dan berangan-angan ingin kaya pula seperti Qarun. Namun, orang-orang yang memahami hakikat  harta dan kehidupan akhirat melihat cara pandang materialisme itu sangat berbahaya, karena surga Allah di akhirat jauh lebih baik bagi kaum mukmin yang beramal saleh. Untuk meraihnya perlu kesabaran. Maka, Allah tenggelamkan Qarun ke dalam bumi saat memamerkan harta dan kekayaannya. Saat itu, orang-orang yang silau dengan harta baru menyadari kaya ala Qarun itu memancing murka Allah. Allah yang menentukan siapa di antara hamba-Nya yang diberi-Nya kekayaan.
3. Sesungguhnya surga itu Allah ciptakan untuk orang yang tidak sombong dan merusak di atas bumi, yakni orang-orang yang bertakwa. Kebaikan akan Allah balas dengan yang jauh lebih baik, sedangkan keburukan dibalas dengan balasan yang setimpal di akhirat kelak.