Halaman

Jumat, 24 Mei 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 380

Tadabbur Al-Quran Hal. 380
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Naml ayat 36 :

فَلَمَّا جَاۤءَ سُلَيْمٰنَ قَالَ اَتُمِدُّوْنَنِ بِمَالٍ فَمَآ اٰتٰىنِ  َۧ اللّٰهُ خَيْرٌ مِّمَّآ اٰتٰىكُمْۚ بَلْ اَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُوْنَ

Maka ketika para (utusan itu) sampai kepada Sulaiman, dia (Sulaiman) berkata, “Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

- Tafsir Al Muyassar An-Naml ayat 36 :

Manakala utusan sang ratu datang kepada Sulaiman membawa hadiah, Sulaiman mengingkari perbuatannya dan menyampaikan kepadanya bahwa Allah telah melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepadanya: Apakah kalian memberiku harta hanya untuk mengambil hatiku? Kenabian, kerajaan dan harta melimpah ruah yang telah Allah berikan kepadaku jauh lebih baik dan lebih utama daripada apa yang kalian berikan kepadaku. Justru kalianlah orang-orang yang akan berbahagia bila diberi hadiah, karena kalian adalah orang-orang yang gemar bersaing dan membanggakan dunia.

- Hadis Sahih (ayat 36-37) :

Dari Abdullah bin Amr Ra., ia berkata, "Rasululah Saw. melaknat orang yang melakukan suap dan yang disuap, (HR Abu Dawud, Sunan Abu Dàwud, Juz 4, No Hadis 3580, 1418 H/1997 M: 10}

- Tafsir bnu Kasir :

Para ulama tafsir dari generasi salaf dan yang lainnya menyebutkan bahwa ia (Ratu Balqis) telah mengutus (beberapa orang) untuk menemuinya (Sulaiman As.) dengan membawa hadiah besar berupa bejana yang terbuat dari emas, permata, dan lain-lainnya.

Ratu Balqis berkata, "Apabila ia mengetahui berbagai hal, maka ia itu seorang nabi." Nabi Sulaiman As. tidak memperhatikan seluruh yang dibawa oleh mereka, tapi justru beliau berkata seraya menolak atas hadiah yang diberikan oleh mereka. Perkataan-nya yaitu, ..Apakah kamu akan memberi harta kepadaku?.. (QS An-Naml, 27: 36) yakni, "Apakah harta-harta yang diberikan kepadaku itu adalah cara kalian supaya aku membiarkan kerajaan kalian melakukan kemusyrikan? ..Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu.. (QS An-Naml, 27: 36), yakni kerajaan, harta, dan prajurit yang diberikan Allah kepadaku itu lebih baik daripada semua yang kalian miliki { ...tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu., yaitu memang kalian bisa tunduk hanya dengan hadiah, namun aku tidak semudah itu dan tidak ada yang dapat aku terima dari kalian kecuali lslam atau pedang. Kembalilah kepada mereka!... (QS An-Naml, 27: 37), yakni dengan hadiah mereka d.. Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya... (QS An-Naml, 27: 37) yaitu, mereka tidak akan .. Dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba) secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina. (QS An-Naml, 27: 37). mampu berperang melawannya. 
Setelah utusan-utusan itu pulang de-ngan membawa hadiahnya kembali dan membawa apa yang diperintahkan Sulaiman As. berikut ancamannya, maka Ratu Balqis dan rakyatnya itu tunduk serta mau mengikuti untuk masuk dalam Islam. Tatkala Sulaiman As. mendapat berita atas kedatangan mereka dengan ketundukan kepadanya, gembiralah Sulaiman As. dengan berita itu. (Ibnu Kasir, Tafsirul Qurānil Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 405-406).

- Riyāduş şālihin :

Dari Aisyah Ra. ia berkata, "Sungguh Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Barangsiapa mengambil sejengkal tanah secara zalim, maka Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis tanah (bumi)." (HR AI-Bukhari Muslim).

Hadis di atas memberikan beberapa faedah: 
(a) Ancaman yang keras bagi yang menzalimi hak-hak manusia
(b) Dorongan untuk menunaikan hak sekecil apa pun.
Dari Abu Musa Ra., dia berkata, "Rasulullah Saw. bersabda, 'Sesungguhnya Allah Swt. akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya. Kemudian Rasulullah membaca ayat." QS Hūd, 11: 102." (HR A- Bukhari-Muslim). (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 2 1407 H/1987 M: 232-233).

- Hadiš Nabawi :

Dari Abdullah bin Amr Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. melaknat orang yang melakukan suap dan yang disuap." (HR Abu Dawud, Sunan Abu Dāwud, Juz 4, No. Hadis 3580, 1418 H/1997 M: 10),

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda, "Yang pertama-tama dipanggil pada hari kiamat adalah Adam As., maka anak cucu keturunannya saling memandang. Lalu diperkenalkan kepada mereka, "Ini adalah ayah kalian, Adam." Adam menjawab, "Baik dan aku memenuhi panggilan-Mu." Selanjutnya Allah berfirman, "Datangkanlah utusan-utusan Jahanam dari anak cucumu!". Adam bertanya, "Wahai Rabb, berapa yang aku datangkan?" Allah menjawab, "Datangkanlah dari setiap seratus orang, sembilan puluh sembilan orang!" Para sahabat berujar, "Wahai Rasulullah, jika setiap seratus dari kami diambil sembilan puluh sembilan orang, kami tinggal berapa? Nabi menjawab, "Umatku dibandingkan umat-umat lainnya hanyalah bagaikan sehelai rambut putih yang terdapat pada seekor sapi hitam." (HR Al-Bukhāri) (isāmuddin As Sabäbati, Jāmiu'l Ahādisil Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 304-305).

- Penjelasan Surah An-Naml Ayat 36-44 :

Ayat 36-44 meneruskan cerita Sulaiman  dan Ratu Saba’. Sulaiman menolak tawaran harta yang disodorkan padanya, menyuruh delegasi Ratu Saba’ pulang dan berjanji akan mengirimkan pasukannya yang tidak mungkin dikalahkan. Akhirnya, Ratu Saba’ menyerah dan masuk Islam. Dari kisah Sualaiman dan Ratu Saba’ ini dapat kita ambil pelajaran sebagai berikut: 

Nabi Sulaiman tidak silau dengan harta yang ditawarkan Raja Saba’ karena kenabian dan keislaman jauh lebih mahal dari dunia dan seisinya. 

Kekuatan prajurit Sulaiman sangat tangguh jauh melebihi teknologi canggih saat ini. Buktinya, Jin Ifrit bisa memindahkan kerajaan Saba’ yang terletak di Yaman ke Palestina sebelum Sulaiman beranjak dari tempat duduknya. Ada lagi yang lebih dahsyat, seorang manusia yang menurut ahli tafsir,  sekretarisnya yang  mampu melakukannya sekedipan mata. 

Nabi Sulaiman adalah orang bersyukur  dan melihat semua karunia itu sebagai ujian, bukan kemuliaan dan kebanggaan. 

Kemusyrikan telah menutup pikiran dan  hati Ratu Saba’ dan kaumnya untuk tidak bisa beriman kepada Allah. Setelah melihat mukjizat Allah, barulah Ratu tersebut menyadari kezalimannya.

- Hadis Motivasi QS 27: 36 :

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah beliau bersabda: "Salinglah memberi hadiah maka kalian akan saling mencintai." (HR Bukhari dalam Al Adab A-Mufrad, 594)

- HADIS NIAGA QS An-Naml, 27: 40 :

Menanamkan Sikap Mensyukuri Nikmat Dari Muadz bin Jabal , Rasulullah bersabda: "Sungguh, aku mencintairnu.

Janganlah engkau meninggalkan di akhir (setelah selesai) setiap salat untuk mengucapkan, 'Ya Allah, tolonglah aku untuk berzikir (selalu ingat) kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta memperbaiki ibadah kepada-Mu.'" (HR Abu Dawud,
1522)

- AMAL NIAGA :

1. Bersyukurlah agar Allah menambah nikmat yang diberikan. Sudah menjadi jaminan dari-Nya bahwa menerima pemberian Allah dan berterimakasih kepada-Nya dengan memuji dan melaksanakan perintah-Nya akan menambah nikmat lainnya kepada kita.

2. Berbagai macam cobaan, ujian, penderitaan, penyakit, kesulitan, dan kesengsaraan mempunyai manfaat dan hikmah yang besar bagi mereka yang nau berpikir.

3. Bersyukur akan menumbuhkan empati dan simpati kepada orang lain serta mengikis kekufuran akan nikmat Allah. Kufur nikmat akan melahirkan kerakusan dan kesombongan. Orang yang kufur nikmat akan menganggap keberhasilannya hanyalah hasil kerja dan susah payah dirinya.