Halaman

Kamis, 11 Mei 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 296

Tadabbur Al-Quran Hal. 296
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Kahf ayat 23 :

وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,”

- Asbabun Nuzul Al-Kahf ayat 23-25 :

Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat, "..dan mereka tinggal di dalam gua..". turun, lalu seseorang bertanya,"Ya Rasulullah, tahun atau bulan?". Maka Allah menurunkan ayat, "tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan tahun". Ibnu Jarir meriwayatkannya juga dari ad-Dhahhak. Ibnu Mardawaih juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw mengeluarkan sebuah sumpah, kemudian setelah berlalu empat puluh hari, maka Allah menurunkan ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar ayat 23 :

Janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu yang kamu tekadkan untuk melakukannya: Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok,

- Riyadus Salihin :

Dari Abu Musa Al Asy'ari Ra., ia menceritakan bahwa Nabi Saw. apabila khawatir kepada suatu kaum, beliau berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan-Mu di leher-leher mereka (yaitu menghadapi mereka) dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka." (HR Abu Däwud dan An-Nasāi) dengan sanad yang sahih.

Hadis ini memberi faedah:

(a) Penjagaan diri dari musuh dan kemenangan atas mereka hanyalah dengan pertolongan dan kekuatan dari Allah Swt.
(b) Pencegahan kejahatan musuh itu hanyalah dari Allah Swt, karena sesung-guhnya Allah-lah yang mengetahui apa yang disembunyikan di dalam hati mereka dan apa yang ditampakkan.
(c) Hendaklah kita meminta perlindungan kepada Allah Swt. dari kejahatan musuh-musuh dan tidak berharap bertemu mereka, dan apabila seorang hamba diuji, maka ia wajib sabar menghadapi ujian tersebut dan memohon keselamatan kepada Allah Swt.
(Abu Usamah Salim bin 'ldul Hilali, Bahjatun Nāzirina Syarhu Riyādis Sālihina, Jilid 2, t.t.:218-219)

- Hadis Nabawi :

Wabisah Ra. berkata, "Aku mendekat kepada Nabi Saw. hingga duduk di hadapannya. Kemudian beliau bertanya, "Wahai Wabişah, aku beritahukan kepadamu atau kamu yang akan bertanya padaku?' Aku menjawab, Tidak, akan tetapi beritahukanlah padaku. Beliau Saw. lantas bersabda, Kamu datang untuk bertanya mengenai kebaikan dan keburukan (dosa)? Aku menjawab, Benar Beliau Saw. kemudian menyatukan ketiga jarinya seraya menepukkannya ke dadaku. Setelah itu beliau bersabda, Wahai Wabisah, mintalah petunjuk pada hati dan jiwamu -beliau mengulanginya tiga kali.- Kebaikan itu adalah sesuatu yang dapat menenangkan dan menenteramkan jiwa. Sedangkan keburukan itu adalah sesuatu yang meresahkan hati dan menyesakkan dada, meskipun manusia memberimu fatwa dan membenarkanmu." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, Jlid 29, No, Hadis:18006: 533).

- Hadis Qudsi :

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Aku memohon kepada Rabb-ku, lalu Allah memberiku janji untuk memasukkan umatku sebanyak tujuh puluh ribu dalam bentuk seperti bulan di malam purnama, lalu aku meminta tambahan dan Dia memberiku tambahan beserta setiap tujuh puluh ribu, seribu orang. Lalu aku berkata, "Wahai Rabb, bagaimana jika jumlah itu tidak terpenuhi dari orang-orang yang berhijrah dari umatku?" Allah berfirman, "Kalau begitu akan Aku penuhi jumlah itu dari Arab Baduy." (HR Ahmad).
(Isamuddin As-Sabābati, Jāmiu'l Ahādisil Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 400).

- Penjelasan Surah Al-Kahfi Ayat 21-27

Ayat 21-26 meneruskan kisah ajaib pemuda yang tidur di gua selama 309 tahun itu. Dengan peristiwa yang sangat ajaib tersebut, Allah perlihatkan kepada manusia agar mereka tahu bahwa semua janji Allah itu benar termasuk peristiwa kiamat. Masyarakat saat itu kagum pada peristiwa tersebut. Raja yang sudah beriman pada Allah saat itu ingin membangun tempat ibadah di atas gua tersebut. Generasi setelah mereka akan berbeda pendapat tentang jumlah mereka. Ada yang mengatakan tiga orang, empat dengan anjing mereka, atau lima orang, enam dengan anjing mereka, atau tujuh orang, delapan dengan anjing mereka. Semua itu tidak benar. Hanya Allah yang tahu jumlah pastinya. Sebab itu, Allah melarang memperdebatkan yang gaib dan memastikan bisa melakukan sesuatu esok hari, kecuali jika Allah kehendaki. Allah Mahatahu kegaiban langit dan bumi, Maha tajam penglihatan dan pendengaran-Nya. Maka jangan sekali-kali menyekutukan-Nya.

Ayat 27 menjelaskan, Allah memerintahkan Rasul Saw. untuk membaca  dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an. Itu adalah keputusan-Nya. Kalau tidak dilakukan, Rasul Saw. tidak akan dapat lari dari ancaman Allah sebagaimana halnya dengan manusia lainnya.